Ada sejumlah hari penting dalam sejarah bangsa dan negara Indonesia pada bulan Oktober 2014. Senin, 20 Oktober 2014 merupakan momentum bagi Joko Widodo memulai tugas mulianya sebagai Presiden Republik Indonesia ke-7 dengan didampingi M. Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden ke-11. Ruang Sidang Paripurna Gedung MPR menjadi saksi proses suksesi yang berlangsung damai dari SBY-Boediono kepada Jokowi-JK. Kehadiran Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai tamu undangan pun menjadi impresi tersendiri bagi seluruh bangsa Indonesia. Beberapa hari sebelumnya, Jokowi mendatangi rumah Prabowo pada hari ulang tahun sang mantan jenderal, yang otomatis mampu mencairkan ketegangan sekian bulan sejak Pemilihan Presiden tempo hari.
Setelah mengambil sumpah, duet pemimpin baru Indonesia kemudian diarak dengan kereta kuda dari Bundaran HI hingga Istana Merdeka. Sambutan rakyat yang begitu meriah di sepanjang jalan yang dilewati Jokowi-JK menjadi pertanda rasa syukur, kegembiraan, sekaligus tersematnya harapan bagi para pemimpin yang bisa dipercaya membawa perubahan positif bagi Indonesia. Acara Syukuran Rakyat yang berlangsung di kawasan Monas Jakarta yang dihadiri ribuan orang kian menegaskan hal itu.
Pengumuman Kabinet Kerja oleh Presiden Jokowi yang berlangsung di halaman Istana Negara pada Minggu petang (26/10) dihadiri oleh seluruh calon menteri, kemudian diikuti dengan pelantikan para menteri pada Senin (27/10) yang akan langsung membantu sang presiden menjalankan tugasnya selama lima tahun mendatang. Para calon menteri yang mengenakan kostum putih hitam saat pengumuman dan pelantikan para menteri dengan busana batik menjadi sesuatu yang baru dari era Jokowi-JK. Ada beberapa nama menteri yang cukup menarik perhatian dan dibicarakan masyarakat umum. Yang mungkin paling menonjol adalah penunjukan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Susi disorot karena hanya memiliki ijazah SMP dan ketahuan merokok serta memiliki tato. Ada banyak yang mencelanya, tapi banyak pula yang membelanya dan memberinya dukungan positif. Semoga Jokowi-JK dan Kabinet Kerja bersungguh-sungguh menjalankan amanat untuk berupaya membawa bangsa Indonesia mengalami kemajuan di berbagai bidang.
Sayang sekali, sementara Kabinet Kerja mulai bekerja untuk kepentingan rakyat, mereka yang bertugas di Senayan dan mengaku sebagai wakil rakyat justru tidak bisa mengurus diri mereka sendiri. Mereka yang pernah mendukung duet Prahara rupanya masih menyimpan dendam kesumat kepada partai-partai yang mendukung pencalonan Jokowi-JK. Akibatnya DPR pun kini terbelah menjadi dua pihak yang saling bermusuhan. Menjadi sangat aneh ketika Prabowo sendiri terlihat sudah berdamai dengan Jokowi, tapi para pendukungnya justru masih melanjutkan pertempuran di gedung parlemen. Apakah mereka bakal peduli kepentingan rakyat, sementara selama ini mereka hanya bisa menunjukkan egoisme terhadap kelompoknya belaka? Entahlah.
Foto-foto karya Endah Sulwesi (facebook).