Tampilkan postingan dengan label kebudayaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kebudayaan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 02 Mei 2024

pendidikan merdeka

Pendidikan seharusnya memerdekakan murid, menumbuhkan keberagaman di berbagai bidang kemampuan melalui proses pemahaman akan kebudayaan dan kebangsaan.

(Ki Hadjar Dewantara)

Minggu, 24 April 2022

Buku dan Peradaban


Apabila ada manusia di zaman sekarang yang menyebut dirinya modern tetapi tidak mengindahkan buku, memilikinya, dan membacanya, maka dengan demikian manusia tersebut telah mengambil inisiatif menjadikan dirinya sebagai hewan.

Tampaknya hanya buku yang paling pantas diceritakan dengan bangga oleh manusia beradab. Bukan BMW, Mercedas, atau Volvo.

Buku, bisa membaca, itulah yang membuktikan manusia punya kebanggaan, punya kebudayaan, punya peradaban.

(Remy Sylado)

Senin, 06 Desember 2021

Membaca Buku Menggugah Kesadaran

Membaca buku adalah membaca kemungkinan-kemungkinan, menafsir berbagai tanda dan pesan, bahkan peristiwa-peristiwa, yang kemudian dapat menggugah kesadaran akan penciptaan-penciptaan. Dan yang tak boleh ketinggalan, perihal kemanusiaan mestinya tetap mengisi di bentang-bentang kebudayaan.

(Budhi Setyawan - penyair) 

Rabu, 31 Desember 2014

Menjaga Kebudayaan

Bangsa-bangsa yang beradab di tengah krisis besar ekonomi tidak hanya bicara ekonomi, tetapi juga menjaga kehidupan dengan seluruh aspeknya yang paling marjinal sekalipun : pengetahuan, teknologi, seni, hingga daya hidup pangan dan lingkungan.
Pada gilirannya, sesungguhnya mereka menjaga kebudayaan, yakni cara berpikir, bertindak, dan bereaksi terhadap dunia sekitar, tidak saja lewat membaca sejarah masa lampau, hari ini, tetapi juga masa depan.

(Garin Nugroho)

Rabu, 24 Desember 2014

Dampak Televisi terhadap Budaya

Buruknya tayangan televisi berdampak pada perusakan budaya dan pola pikir masyarakat. 
Pada zaman sekarang justru tayangan televisi di Indonesia cenderung disetir oleh tingkat 
rating. Kita akan sulit menemukan tontonan yang mencerminkan unsur pembangun 
peradaban. Ketika tayangan televisi kita semakin melenceng dari pondasi kebudayaan, 
maka peradaban kita rawan hancur.
Masalah terbesarnya adalah budaya televisi yang tidak memberi ruang alternatif, membuat 
kita menjadi semakin dangkal. Dampaknya, pendidikan maupun apresiasi terhadap cara
 bercerita dan cara bertutur kita didominasi oleh televisi yang disajikan secara vulgar.
Oleh karena itu kesenian-kesenian lain yang tidak punya cara berpanutan dengan televisi, 
mengalami persoalan dengan pertumbuhannya. Untuk merebut ruang tersebut, harus timbul perlawanan karena atas keinginan kuat dari masyarakat mengenai tontonan di luar televisi. 
Masyarakat juga harus memproduksi dan membangun tontonan-tontonan yang keluar dari
 kultur televisi itu sendiri. 
(Garin Nugroho - dikutip dari news.indonesiakreatif.net)

Sabtu, 29 November 2014

Fungsi Hakiki Bahasa

Fungsi bahasa yang khas dan sangat hakiki ada dua, yaitu untuk mengembangkan akal budi dan untuk memelihara kerja sama. Revolusi mental dimungkinkan kalau orang kembali menyadari fungsi hakiki bahasa.
Kalau kita kaitkan bahasa, lalu pengembangan akal budi, memelihara kerja sama, itu semua memungkinkan terciptanya kebudayaan. Jejak dan langkah manusia demi penghidupan dan kehidupannya itulah kebudayaan.

(Sudaryanto - doktor linguistik UGM)