Entahlah, tiba-tiba saja kini sudah hari terakhir tahun 2021. Tahun kedua masa pandemi yang belum benar-benar usai sejak 2020 lalu.
Bersyukur belaka apa pun yang telah terjadi. Berharap masih ada hal-hal yang lebih apik pada tahun baru nanti.
(LSP)
Entahlah, tiba-tiba saja kini sudah hari terakhir tahun 2021. Tahun kedua masa pandemi yang belum benar-benar usai sejak 2020 lalu.
Bersyukur belaka apa pun yang telah terjadi. Berharap masih ada hal-hal yang lebih apik pada tahun baru nanti.
(LSP)
Desember kembali menggugurkan musim. Hujan turun tak terlalu deras. Tetapi cukup untuk membuat setiap orang tenggelam dalam lamunan. Tak bertumpu. Pikiranku berkelana mencari rumah untuk pulang.
(Risda Nur Widia dalam cerpen Wangi Daun Semanggi)
Syukurlah, cerpen Tiga Kuda dan Ratu Nefertiti akhirnya dimuat di Minggu Pagi No.38 Th.74 Minggu IV Desember 2021.
Manusia boleh bertekad untuk mempertahankan apa yang diyakininya baik. Namun, waktu dapat merecoki, mengubah sesuatu yang semula pas menjadi bermasalah.
(Putu Wijaya dalam cerpen Eng Ing Eng)
Hasrat untuk menyampaikan sesuatu jelas bukan satu-satunya alasan manusia melakukan percakapan. Tak kalah penting adalah kebutuhan untuk memenuhi rasa ingin tahu, keinginan untuk membuka tabir misteri.
(Eka Kurniawan dalam Teman Ngobrol, Sebuah Catatan atas Cerpen-cerpen Umar Kayam)
Orang harus anggun dalam tindak-tanduk dan postur mereka, sebab kata itu sinonim dengan cita rasa yang bagus, keluwesan, keseimbangan, dan keselarasan. Sebelum mengambil langkah-langkah paling penting dalam hidup kita, kita mesti tenang dan anggun.
(Paulo Coelho)
(Kyoko Okitegami - Memorandum of Kyoko Okitegami)
Memorandum of Kyoko Okitegami (Kyoko Okitegami no Biboroku) adalah film seri komedi-misteri-romantis yang disiarkan oleh Waku-Waku Japan.
Ada orang yang selalu apes dalam segala hal. Bagaimana bisa kujelaskan? Maksudku, ada yang nahas bertubi-tubi -tiga kali jatuh, dua puluh kali jatuh, malah- tapi akhirnya baik-baik saja.
(Alice Munro dalam cerpen Harga Diri)
Membaca buku adalah membaca kemungkinan-kemungkinan, menafsir berbagai tanda dan pesan, bahkan peristiwa-peristiwa, yang kemudian dapat menggugah kesadaran akan penciptaan-penciptaan. Dan yang tak boleh ketinggalan, perihal kemanusiaan mestinya tetap mengisi di bentang-bentang kebudayaan.
(Budhi Setyawan - penyair)