Untuk semua teman maupun saudara yang ingin membeli buku kumpulan cerpen pertama saya, silakan langsung menghubungi saya melalui komentar di blog ini atau via email lou.satyabudi@gmail.com. Harganya 30 ribu rupiah (belum termasuk ongkos kirim). Terima kasih kepada yang sudah memesan dan memilikinya, mohon maaf jika masih ada yang belum menerima bukunya. Terima kasih pula kepada Anda semua calon peminat buku saya tersebut.
Selasa, 31 Mei 2016
Satu Dekade Gempa Yogyakarta
Jika ada sebuah hari yang diawali dengan sesuatu yang tak pernah terlintas di angan, kemudian waktu di hari itu terasa merambat pelan, dan hingga kini masih menjadi kenangan berkesan, itulah Sabtu, 27 Mei 2006. Sudah satu dekade lalu hari itu ternyata.
(2006-2016)
(2006-2016)
Kamis, 26 Mei 2016
Bahagia dalam Persaudaraan
Tak ada yang lebih membahagiakan daripada bertemu dan bercengkrama dengan sesama saudara, dalam bahasa saudara, dan dalam suasana persaudaraan yang tulus. (Gus Mus)
Sabtu, 21 Mei 2016
Aritmatika Cinta
Percayalah, cinta itu seperti campak. Semua orang pasti mengalaminya, tapi tidak tahu kapan datangnya.
Dalam aritmatika cinta :
1 + 1 = segalanya
2 - 1 = hampa
(Cak Lontong @WIB_NET)
Dalam aritmatika cinta :
1 + 1 = segalanya
2 - 1 = hampa
(Cak Lontong @WIB_NET)
Senin, 16 Mei 2016
Pendidikan dan Harmoni
Pendidikan tertinggi adalah yang tak sekadar memberi kita pengetahuan, tapi yang membuat hidup kita dalam harmoni dengan semua eksistensi.
(Rabindranath Tagore)
Sabtu, 14 Mei 2016
Kesenian dan Rasa Keindahan
“Kesenian itu salah satu dari perwujudan lahir dari jiwa kita, yang timbul dari kemauan jiwa kita sendiri dan halus kasarnya terbatas oleh rasa keindahan kita (perasaan aesthetis). Rasa ini dimiliki manusia dengan bertingkat kualitasnya dan bermacam ujudnya. Misal ada orang yang tebal aesthetis-nya tapi tidak suka musik; bisa jadi dia akan mewujudkan jiwa seninya dalam bentuk misalnya cara berpakaian yang indah, atau melahirkan kata-kata yang indah sastranya. Ada pula yang tidak bisa berkata-kata indah, tapi karena tebal rasa seninya mewujud dalam hal seni bangunan atau menggambar. Namun sebaliknya ada pula yang tipis rasa keindahannya, sudah barang tentu orang ini sukar mewujudkan kesenian dalam hal apapun. Orang yang kurang rasa seninya akan kurang pula kecakapannya bertingkah laku yang indah, berpakaian kurang pantas, tak paham dalam berbahasa, tak bisa menghias rumah, atau mengerti musik kasar dan halus. Jadi bertingkat kualitas dan perwujudannya, adapun kualitas ini termasuk dalam budi pekerti atau wataknya tiap manusia."
(Ki Hadjar Dewantara - Buku Pendidikan)
Minggu, 08 Mei 2016
Anak-anak Tumbuh Sesuai Kodratnya
Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri.
Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.
Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.
(Ki Hadjar Dewantara)
Senin, 02 Mei 2016
Mengenang Bapak Kami
Hari ini, 2 Mei 2016 ...
seluruh Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional,
hari lahir Ki Hadjar Dewantara, pendiri Tamansiswa ...
seluruh Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional,
hari lahir Ki Hadjar Dewantara, pendiri Tamansiswa ...
Hari ini, 2 Mei,
dua puluh lima tahun yang lalu ...
kami sekeluarga masih memperingati Hari Pendidikan Nasional sekaligus hari lahirmu.
dua puluh lima tahun yang lalu ...
kami sekeluarga masih memperingati Hari Pendidikan Nasional sekaligus hari lahirmu.
Ada kebanggaan tersendiri karena tanggal kelahiranmu sama dengan tanggal kelahiran seorang bapak pendidikan nasional,
dan sampai hari ini saat kau tidak ada di tengah-tengah kami lagi,
kebanggaan itu masih kami rasakan.
dan sampai hari ini saat kau tidak ada di tengah-tengah kami lagi,
kebanggaan itu masih kami rasakan.
Ki Hadjar berjuang untuk pendidikan bangsa Indonesia,
kau pun berjuang untuk masa depan anak cucumu.
kau pun berjuang untuk masa depan anak cucumu.
Kau yang mengantar kami ke sekolah saat TK-SD & menunggu di pendopo Tamansiswa sampai kami pulang,
kau yang menyambut kami di rumah sepulang sekolah setelah SMP-SMA-mahasiswa,
kau yang setia mendampingi ibu dalam suka & duka,
kau yang menjaga kami saat ibu bertugas jauh,
kau yang hampir tidak pernah memarahi kami meskipun seorang purnawirawan,
kau yang akan selalu kami kenang sebagai bapak terbaik, bapak terkalem, bapak tersabar, bapak terhebat ...
kau yang menyambut kami di rumah sepulang sekolah setelah SMP-SMA-mahasiswa,
kau yang setia mendampingi ibu dalam suka & duka,
kau yang menjaga kami saat ibu bertugas jauh,
kau yang hampir tidak pernah memarahi kami meskipun seorang purnawirawan,
kau yang akan selalu kami kenang sebagai bapak terbaik, bapak terkalem, bapak tersabar, bapak terhebat ...
Bapak ...
teriring selalu doa kami untukmu,
semoga bapak tenang & bahagia di sisiNya ...
sampaikan salam rindu kami untuk ibu ...
teriring selalu doa kami untukmu,
semoga bapak tenang & bahagia di sisiNya ...
sampaikan salam rindu kami untuk ibu ...
(Hapsari Satya Lestari - kakak dari Luhur Satya Pambudi)
Langganan:
Postingan (Atom)