(LSP)
Sabtu, 29 November 2014
November Ceria di Jakarta
Melewati tiga hari nan cerah di Jakarta bersama banyak teman dengan suasana hati ceria, hujan baru turun ketika kami beranjak meninggalkan ibukota. Selasa pagi pun tengah cerah ceria menyambut kami kembali di Yogyakarta.
Fungsi Hakiki Bahasa
Fungsi bahasa yang khas dan sangat hakiki ada dua, yaitu untuk mengembangkan akal budi dan untuk memelihara kerja sama. Revolusi mental dimungkinkan kalau orang kembali menyadari fungsi hakiki bahasa.
Kalau kita kaitkan bahasa, lalu pengembangan akal budi, memelihara kerja sama, itu semua memungkinkan terciptanya kebudayaan. Jejak dan langkah manusia demi penghidupan dan kehidupannya itulah kebudayaan.
(Sudaryanto - doktor linguistik UGM)
Kalau kita kaitkan bahasa, lalu pengembangan akal budi, memelihara kerja sama, itu semua memungkinkan terciptanya kebudayaan. Jejak dan langkah manusia demi penghidupan dan kehidupannya itulah kebudayaan.
(Sudaryanto - doktor linguistik UGM)
Jumat, 14 November 2014
Kemampuan Bergerak dan Berhubungan Baik
Kemampuan bergerak, berinisiatif, self discipline, menahan diri, fokus, respek, berhubungan baik dengan orang lain, tahu membedakan kebenaran dengan pembenaran, mampu membuka dan mencari "pintu" adalah fondasi penting bagi pembaharuan, dan kehidupan yang produktif.
Manusia itu belajar untuk membuat diri dan bangsanya tangguh, bijak mengatasi masalah, mampu mengambil keputusan, bisa membuat kehidupan lebih produktif dan penuh kedamaian.
(Rhenald Kasali)
Rabu, 05 November 2014
Sabar Menilai Orang
Kita harus sabar menilai orang, jangan grasa-grusu nyinyir dengan melihat penampilan fisik dan pendidikan formalnya. Mari kita tunggu hasil kerjanya. Jika kerjanya buruk, kita koreksi. Jika tetap buruk, kita usulkan diganti. Menteri bukan jabatan yang sulit untuk diganti.
Yang sulit diganti adalah anggota DPR. Kalau partainya tidak mengganti, meski ulahnya menyebalkan atau rekam jejaknya distabilo merah oleh KPK (sayangnya KPK tak berani berbuat itu seperti kepada calon menteri), tetap saja mereka di Senayan.
(Putu Setia)
Selasa, 04 November 2014
Hari Bersejarah Bulan Oktober 2014
Ada sejumlah hari penting dalam sejarah bangsa dan negara Indonesia pada bulan Oktober 2014. Senin, 20 Oktober 2014 merupakan momentum bagi Joko Widodo memulai tugas mulianya sebagai Presiden Republik Indonesia ke-7 dengan didampingi M. Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden ke-11. Ruang Sidang Paripurna Gedung MPR menjadi saksi proses suksesi yang berlangsung damai dari SBY-Boediono kepada Jokowi-JK. Kehadiran Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai tamu undangan pun menjadi impresi tersendiri bagi seluruh bangsa Indonesia. Beberapa hari sebelumnya, Jokowi mendatangi rumah Prabowo pada hari ulang tahun sang mantan jenderal, yang otomatis mampu mencairkan ketegangan sekian bulan sejak Pemilihan Presiden tempo hari.
Setelah mengambil sumpah, duet pemimpin baru Indonesia kemudian diarak dengan kereta kuda dari Bundaran HI hingga Istana Merdeka. Sambutan rakyat yang begitu meriah di sepanjang jalan yang dilewati Jokowi-JK menjadi pertanda rasa syukur, kegembiraan, sekaligus tersematnya harapan bagi para pemimpin yang bisa dipercaya membawa perubahan positif bagi Indonesia. Acara Syukuran Rakyat yang berlangsung di kawasan Monas Jakarta yang dihadiri ribuan orang kian menegaskan hal itu.
Pengumuman Kabinet Kerja oleh Presiden Jokowi yang berlangsung di halaman Istana Negara pada Minggu petang (26/10) dihadiri oleh seluruh calon menteri, kemudian diikuti dengan pelantikan para menteri pada Senin (27/10) yang akan langsung membantu sang presiden menjalankan tugasnya selama lima tahun mendatang. Para calon menteri yang mengenakan kostum putih hitam saat pengumuman dan pelantikan para menteri dengan busana batik menjadi sesuatu yang baru dari era Jokowi-JK. Ada beberapa nama menteri yang cukup menarik perhatian dan dibicarakan masyarakat umum. Yang mungkin paling menonjol adalah penunjukan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Susi disorot karena hanya memiliki ijazah SMP dan ketahuan merokok serta memiliki tato. Ada banyak yang mencelanya, tapi banyak pula yang membelanya dan memberinya dukungan positif. Semoga Jokowi-JK dan Kabinet Kerja bersungguh-sungguh menjalankan amanat untuk berupaya membawa bangsa Indonesia mengalami kemajuan di berbagai bidang.
Sayang sekali, sementara Kabinet Kerja mulai bekerja untuk kepentingan rakyat, mereka yang bertugas di Senayan dan mengaku sebagai wakil rakyat justru tidak bisa mengurus diri mereka sendiri. Mereka yang pernah mendukung duet Prahara rupanya masih menyimpan dendam kesumat kepada partai-partai yang mendukung pencalonan Jokowi-JK. Akibatnya DPR pun kini terbelah menjadi dua pihak yang saling bermusuhan. Menjadi sangat aneh ketika Prabowo sendiri terlihat sudah berdamai dengan Jokowi, tapi para pendukungnya justru masih melanjutkan pertempuran di gedung parlemen. Apakah mereka bakal peduli kepentingan rakyat, sementara selama ini mereka hanya bisa menunjukkan egoisme terhadap kelompoknya belaka? Entahlah.
Foto-foto karya Endah Sulwesi (facebook).
Langganan:
Postingan (Atom)