Tiada seorang pun bisa memilih akan jatuh hati pada bulan apa, sebagaimana tokoh dalam cerpen Jatuh Hati Oktober yang bisa disimak selengkapnya di
https://basabasi.co/jatuh-hati-oktober/
Tiada seorang pun bisa memilih akan jatuh hati pada bulan apa, sebagaimana tokoh dalam cerpen Jatuh Hati Oktober yang bisa disimak selengkapnya di
https://basabasi.co/jatuh-hati-oktober/
Buku mengubah takdir hidup orang-orang. Ada yang membaca kisah petualangan Sandokan, Bajak Laut dari Malaysia, dan memutuskan menjadi profesor sastra di universitas-universitas terpencil. Siddharta membuat puluhan ribu anak muda menggandrungi kebatinan, sementara Hemingway membuat mereka menggandrungi olah raga.
(Carlos Maria Dominguez dalam novel Rumah Kertas)
Sungguh, di balik rahasia alam terdapat hikmah abadi yang mengukir keindahan lewat bencana alam dan derita hati.
Keindahan yang muncul sesudahnya tak'kan terbayang sebelumnya.
(Kahlil Gibran)
Ketika membeli buku baru tak lagi menjadi kebiasaan lantaran keadaan, maka membaca kembali mereka yang sekian masa tersimpan menjadi pilihan.
Ada banyak hal yang mesti kita coba dan temukan. Tetapi ada hal-hal tertentu yang seharusnya tidak kita pikirkan dengan serius. Ada sebagian dari segala sesuatu yang secara penampakan wujud lahirnya memiliki cacat-cacat tersendiri.
(Samuel Beckett dalam cerpen Molloy)
Saya mendengar banyak hal, mendengar banyak dusta dan kebohongan. Tetapi makin lama saya hidup makin saya mengerti, bahwa sesungguhnya tak ada dusta yang betul-betul dusta. Semuanya hanya impian di malam hari.
(Isaac Bashevis Singer dalam cerpen Gimpel Si Tolol)
"Azab" bukanlah siksaan, melainkan proses pemurnian kembali. Seperti halnya emas dalam proses pemurniannya, manusia pun membutuhkan proses pemurnian menuju kebersatuan kembali. Betapa pun deritanya, tetaplah sebuah kenikmatan manakala prosesnya adalah menuju kebersatuan dan kemanunggalan abadi
(Sujiwo Tejo & Dr. M.N. Kamba dalam buku Tuhan Maha Asyik)
Apa gerangan beda antara nasib dan takdir? Kalau kita mengajukan pertanyaan itu ke Rama dan Rahwana, tentu jawaban mereka berbeda. Apalagi kalau mengajukan pertanyaan tersebut ke Laksmana atau Sita. Ada nasib buruk, ada nasib baik; tetapi adakah takdir buruk?
(Sapardi Djoko Damono dalam cerpen Dongeng Rama dan Sinta)
"Manusia harus berpihak kepada Terang dan menolak Gelap. Aku berpendapat lain. Kadang-kadang kita butuh gelap untuk lebih merasuk ke dalam misteri," sambungnya. Pemain wayang termangu.
(Bakdi Soemanto dalam cerpen Topeng)
"Kasihan bangsa yang terpecah-pecah dalam kepingan, dan setiap kepingnya merasa dirinya sebagai bangsa."
(Kahlil Gibran)