Jumat, 14 Agustus 2020

Percintaan Kemarau dan Penghujan

Kemarau memang tampaknya masih berkasih-kasihan dengan penghujan. Penghujan pun belum berniat meninggalkannya. Manusia tidak menyadari itu. Mereka menyebutnya pancaroba. Daun-daun belum menjadi kecoklat-coklatan lalu gugur. Pohon-pohon belum gundul. Burung-burung kecil kadang-kadang masih harus mencari tempat berteduh di bawah daunan yang rimbun. Cuaca yang terik bisa mendadak gelap dan muncul angin bertiup entah ke mana atau dari mana, berputar-putar seperti berniat menggugurkan daunan yang ngeri membayangkan bakal menjadi timbunan sampah. Itulah percintaan kemarau dan penghujan. Manusia tidak memahaminya, dan menyebutnya pancaroba, sumber berbagi penyakit terutama bagi anak-anak.

(Sapardi Djoko Damono dalam Pengarang Telah Mati) 

Tidak ada komentar: