Rabu, 19 Agustus 2020

Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia

Opini M. Lazuardi Krisantya (disalin dari akun YouTube Lazardi Wong Jogja)

75 tahun adalah usia yang masih muda untuk ukuran sebuah negara. Namun, untuk negara sebesar dan seberagam Indonesia, adalah suatu hal yang menakjubkan bahwa ia masih dapat bertahan. Sudah beberapa kali negara ini berada di ambang keruntuhan. Agresi militer Belanda (1947-1949), perlawanan-perlawanan daerah yang menuntut perubahan ideologi dan pemerataan pembangunan (1948-1965, 1975-1998), hingga jatuhnya Orba akibat krisis moneter yang disusul oleh kekacauan di berbagai daerah (1998-2005), itu semua adalah masa-masa kritis yang - apabila gagal ditangani dengan baik - dapat meruntuhkan negara Indonesia. Namun, lihatlah hari ini. Republik Indonesia masih tegak berdiri. Perlahan tapi pasti, ia terus berusaha membenahi dirinya. Pemberlakuan otonomi daerah pada era Reformasi ini merupakan usaha untuk memperbaiki diri dari pembangunan Jawasentris era Orla dan Orba pada akhir abad ke-20 lalu. Ia juga menunjukkan bahwa Indonesia sudah bukan benar-benar negara kesatuan lagi, namun telah semakin mengarah ke bentuk yang menyerupai federasi, dengan memakai embel-embel "otonomi daerah" atau "desentralisasi" sebagai jalan tengahnya. Kini, banyak tempat di luar Jawa yang mengalami perkembangan pesat. Kota-kota besar seperti Makassar, Manado, Balikpapan, Denpasar, Palembang, Medan, dan Batam telah semakin maju dan menyaingi banyak kota besar di Jawa. Keputusan pemindahan ibukota ke Kalimantan Timur juga merupakan wujud usaha Indonesia untuk berbenah diri. Beragam tantangan tentunya terus berdatangan, baik internal maupun eksternal. Korupsi masih menjadi benalu dalam kehidupan pemerintahan dan masyarakat Indonesia, memperlambat proses kemajuan kita. Penegakan hukum dan keadilan yang masih tebang pilih, fanatisme dan etnosentrisme yang menimbulkan rasisme, masih banyaknya manusia yang kurang menghargai alam, serta orang-orang yang belum bisa move on dari masa lalu dan belum mau saling memaafkan atas sejarah yang kelam, itu semua merupakan contoh lain tantangan internal yang masih dirasakan di Indonesia. Beragam pengaruh dari bangsa lain juga berdatangan pada waktu yang hampir bersamaan. Meningkatnya minat terhadap kebudayaan Korea dan Jepang, selain pengaruh Arab, India, Cina, dan Barat/Amerika yang telah hadir sejak lama, merupakan bentuk tantangan eksternal kita. Dalam beberapa hal, mereka memberikan dampak positif dan turut mewarnai keberagaman Indonesia. Namun, pengaruh bangsa-bangsa tersebut perlu diimbangi dengan sikap dan rasa cinta terhadap kebudayaan tanah air. Meskipun saya sendiri yakin kalau mereka juga cepat atau lambat akan "terserap" ke dalam kebudayaan Indonesia, karena kita punya kearifan lokal. Pemerintah Indonesia saat ini - dengan segala kekurangannya - barangkali bukan merupakan pemerintahan terbaik dalam sejarah kita, namun setidaknya mereka telah berusaha memberikan kontribusi dalam pembangunan negara ini. Dukunglah mereka dengan cara kita masing-masing. Sampaikan kritik dan lakukan aksi untuk mengingatkan mereka kepada rakyatnya. Kemajuan hanya dapat dicapai apabila seluruh rakyat sudah merasakan kemakmuran dan kesejahteraan. Sejatinya, kita semua pulalah yang harus ikut dalam mendorong kemajuan Indonesia. Apabila para pahlawan terdahulu berjuang dengan senjata, rela menumpahkan darah demi mempertahankan kemerdekaan, maka kini kitalah yang melanjutkan perjuangan mereka, dengan cara yang berbeda. Pada abad digital ini, teknologi semakin berkembang cepat. Globalisasi dan akses internet memungkinkan beragam manusia dari berbagai belahan dunia untuk saling terhubung satu sama lain. Manfaatkanlah teknologi ini untuk menyebarkan ilmu yang bermanfaat dan memamerkan karya-karya kreatif yang menghibur. Dengan itu, kalian sudah membantu mengenalkan dan memajukan Indonesia dalam persaingan global di dunia maya. Pada masa pandemi yang sulit ini, penggunaan internet pun menjadi semakin masif. Manfaatkanlah internet dengan bijak. Jadikanlah ia sebagai tempat diskusi yang sehat, sarana bertukar ilmu, dan forum silaturahmi antar manusia. Jelajahilah internet sebagai tempat mencari ilmu, dan khususnya untuk mengenal dan berinteraksi dengan berbagai macam manusia dan kebudayaan mereka. Pelajarilah dan lihatlah suatu peristiwa sejarah dari sudut pandang yang berbeda-beda. Masih banyak orang yang gagal paham terhadap sejarah karena hanya memandangnya dari satu sudut pandang. Jadikanlah sejarah yang kelam sebagai pelajaran bersama, bukan sebagai ajang untuk saling menghina dan saling mendendam. Rayakanlah sejarah yang gemilang, yang mendorong persatuan, persaudaraan, dan kemajuan. Dengan pemahaman masa lalu yang baik, kita akan berhati-hati dalam bertindak di masa kini, sehingga dapat sukses di masa depan. Dengan berhati-hati dalam bertindak, kita sudah memberikan kontribusi bagi kemajuan negara ini. Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945-17 Agustus 2020 Indonesia Maju Merdeka!

Tidak ada komentar: