Kebebasan kreatif adalah kesuksesan. Saya bekerja keras untuk itu. Sebagai musisi, saya diberkati kesempatan untuk mengangkat isu-isu tertentu yang saya anggap penting.
(Gordon Matthew Sumner alias Sting)
Jumat, 28 Desember 2012
Kamis, 27 Desember 2012
Semua Akan Berakhir Indah
Selama kau bersandar kepada kekuatan cinta
Aku tetap percaya
Semua
akan berakhir indah
Semua akan berakhir indah
Hidup memang bukanlah kepastian
Yang pasti hanyalah
Tuhan
Dengan segala misteri-Nya,
Dengan segenap kuasa-Nya.
(Berakhir Indah - Ari Lasso)
Sabtu, 22 Desember 2012
Kesehatan Sejatinya Kekayaan
Adalah kesehatan yang sejatinya kekayaan, bukan keping emas dan perak.
(Mahatma Gandhi)
(Mahatma Gandhi)
Selasa, 18 Desember 2012
Mediasi Sebagai Solusi Konflik
Cara mediasi perlu
didorong. Sebab ini menjadi solusi pencapaian kesepakatan yang bermartabat bagi
para pihak yang sedang bertikai.
Di tengah konflik dibutuhkan mediator yang
benar-benar mengetahui dan menjiwai persoalan serta tahu solusinya apa. Saat
para pihak yang berkonflik membuat kesepakatan, mediator harus bersikap netral.
(M. Jusuf Kalla)
Sabtu, 15 Desember 2012
Bekerja Bersama Menyenangkan
Bekerja bersama akan
berhasil baik, jika melakukannya dengan menyenangkan dan mengasyikkan.
(Garin Nugroho)
Rabu, 12 Desember 2012
12-12-12
Tahun 2012 merupakan tahun
terakhir (ke-12 sesuai jumlah bulan dalam kalender) adanya tanggal cantik
(menurut banyak orang), dimulai dari 01 Januari 2001 (01-01-01) sampai akhirnya
12 Desember 2012 (12-12-12).
Menyaksikan ’Rayya’ dan ’Mata Tertutup’ di JAFF 2012
Jogja Netpac Asian Film
Festival (JAFF) untuk ketujuh kalinya berlangsung di Yogyakarta pada 1-5
Desember 2012. Saya hanya sempat menyaksikan dua film karya sineas Indonesia,
yaitu ’Rayya’ di Empire XXI pada Selasa (4/12) dan ’Mata Tertutup’ di gedung
sositet TBY pada Rabu (5/12). Sudah lama saya ingin menonton kedua film
tersebut, namun pemutarannya secara komersial di bioskop tempo hari sangat
singkat, sehingga saya belum sempat melihatnya. Oh ya, tak lupa saya
mengucapkan terima kasih kepada panitia JAFF yang membuat saya bisa nonton film
berkualitas secara gratis di bioskop.
”Rayya”
Cerita film ’Rayya’
ditulis oleh Emha Ainun Nadjib dan Viva Westi (sekaligus sebagai sutradara). Film
tersebut mengisahkan Rayya (Titi Sjuman), seorang artis cantik yang sangat
sukses dan terkenal. Suatu ketika pihak manajemennya berencana membuat buku
biografi untuk Rayya. Untuk itu Rayya menjalani sesi pemotretan di berbagai
tempat dengan seorang fotografer yang diperankan oleh Alex Abbad. Rayya
ternyata tidak cocok dengannya, sehingga datanglah Arya (Tio Pakusadewo) yang
merupakan fotografer senior untuk menggantinya. Selanjutnya film tersebut
menceritakan perjalanan Rayya dan Arya yang kisah cintanya sama-sama
bermasalah, dengan dialog-dialog menarik soal kehidupan, yang dihiasi indahnya
panorama berbagai tempat di Jawa dan berakhir di Bali. Perjalanan Rayya dan
Arya merupakan perjalanan jasmani maupun rohani yang membuat mereka berdua
menjadi insan yang lebih baik dalam menyikapi kehidupan di akhir perjalanan.
Penampilan singkat
Christine Hakim yang berperan sebagai seorang ibu yang kurang pendengaran
(namun aktif mendidik anak-anak autis di sebuah desa) menjadi sesuatu yang
menyegarkan bagi penonton. Demikian pula adegan ’mantenan’ di desa yang lain,
yang didukung oleh para seniman Jogja seperti Landung Simatupang dan Untung
Basuki. Sebuah film nasional yang cukup menarik.
”Mata Tertutup”
Film 'Mata Tertutup' produksi Maarif Institute dan SET Workshop merupakan film terbaik dalam ajang Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2012 pada Minggu (2/12) di Sentul Bogor. Keberhasilan meraih trofi bergengsi ini membuat 'Mata Tertutup' memborong lima penghargaan terunggul dari 10 kategori yang diperebutkan, yaitu : film terbaik, sutradara terbaik (Garin Nugroho), pemeran wanita utama terbaik (Jajang C.Noer), pengarah sinematografi terbaik (Anggi Frisca), dan pemeran pria pendukung terbaik (Kukuh Riyadi).
Salah satu pertimbangan dewan juri adalah kemampuan 'Mata Tertutup' mengangkat khazanah budaya Nusantara, yang dipadukan dengan pesan karakter kebangsaan, seperti toleransi dan penghargaan terhadap kemajemukan. Apresiasi luar biasa dari AFI terhadap karya Garin merupakan dukungan moral terhadap program Toleransi dan Anti Kekerasan (TolAk) melalui produksi film dan pendidikan karakter di sekolah-sekolah.
Film 'Mata Tertutup' produksi Maarif Institute dan SET Workshop merupakan film terbaik dalam ajang Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2012 pada Minggu (2/12) di Sentul Bogor. Keberhasilan meraih trofi bergengsi ini membuat 'Mata Tertutup' memborong lima penghargaan terunggul dari 10 kategori yang diperebutkan, yaitu : film terbaik, sutradara terbaik (Garin Nugroho), pemeran wanita utama terbaik (Jajang C.Noer), pengarah sinematografi terbaik (Anggi Frisca), dan pemeran pria pendukung terbaik (Kukuh Riyadi).
Salah satu pertimbangan dewan juri adalah kemampuan 'Mata Tertutup' mengangkat khazanah budaya Nusantara, yang dipadukan dengan pesan karakter kebangsaan, seperti toleransi dan penghargaan terhadap kemajemukan. Apresiasi luar biasa dari AFI terhadap karya Garin merupakan dukungan moral terhadap program Toleransi dan Anti Kekerasan (TolAk) melalui produksi film dan pendidikan karakter di sekolah-sekolah.
Film 'Mata Tertutup' dibuat berdasarkan hasil penelitian Maarif Institute dan SET terhadap gerakan radikal yang menyalahgunakan agama Islam di Indonesia.
Kisah tiga tokoh utama dalam film tersebut diangkat dari kisah nyata.
Berdasarkan pengalaman para pemain yang bercerita sehabis pemutaran film,
ternyata mereka hanya diberi skrip pendek yang berisi garis besar cerita.
Selanjutnya para pemain dituntut sang sutradara untuk mengembangkan karakternya
masing-masing, mencari referensi sendiri, sehingga mereka mesti bekerja dengan
cerdas. Selain Jajang C. Noer, para pemain ’Mata Tertutup’ adalah para aktor
dan aktris muda Yogyakarta yang belum punya nama. Namun mereka rata-rata mampu
bermain natural, sehingga setiap adegan dalam film tersebut seperti adegan
sesungguhnya. Sebuah film nasional yang memang layak disimak.
Marah Tanpa Amarah
”Marah boleh saja, tapi
tidak perlu dengan amarah,” kata Arya (Tio Pakusadewo) dalam film ’Rayya’.
Senin, 10 Desember 2012
Semaraknya ‘Gelar Seni Anak 2012 - Art for Children’ di Taman Budaya Yogyakarta
Pekan terakhir bulan
November 2012 menjadi saat yang mengesankan bagi anak-anak dan remaja peserta
program Art for Children (AFC). Taman Budaya Yogyakarta (TBY) telah menggelar
Gelar Seni Anak 2012 pada 25 - 30 November 2012. Kegiatan yang merupakan puncak
acara program AFC tersebut melibatkan lebih dari 200 peserta. Program AFC bertujuan agar
anak bisa bekerja sama, mengenal toleransi, dan kritis. Pendidikan kesenian dan
pengalaman berkesenian sangat penting untuk pertumbuhan yang sehat bagi
anak-anak, baik pertumbuhan mental maupun jiwa. Sri Eka Kusumaningayu -sebagai
ketua panitia- menjelaskan acara ini digelar untuk lebih menciptakan ruang
ekspresi dan kreativitas anak-anak di Yogyakarta.
Karya seni rupa anak-anak AFC (jogjanews.com). |
Gelar Seni Anak program AFC ini diisi dengan berbagai acara, yaitu : workshop dolanan anak, lomba pidato bahasa Jawa, lomba dolanan bocah, dan lomba membaca aksara Jawa, yang merupakan kerja sama TBY dengan pihak swasta yang peduli kepada anak-anak dan kebudayaan Jawa. Pentas musik dan paduan suara menjadi acara pembukaannya, sedangkan operet anak 'Petuah Sang Garuda' menjadi puncak acaranya. Sementara itu di lobi concert hall dipamerkan hasil karya seni rupa dari anak-anak AFC.
Pentas Musik dan Paduan
Suara AFC
Pentas musik dan paduan
suara AFC diselenggarakan pada Minggu sore, 25 November 2012 di concert hall.
Sesi pertama dan ketiga menampilkan paduan suara AFC di bawah pimpinan R.Sigit
Eko Riyanto membawakan sejumlah lagu bertema nasionalisme, yaitu : Di Timur
Matahari, Indonesia Subur, Garuda Pancasila, Pada Pahlawan, Bangun
Pemudi-Pemuda, Berkibarlah Benderaku, dan Maju Tak Gentar. Musik yang mengiringinya
adalah musik yang telah diprogram (MIDI) dengan apik oleh Haryo yang pernah
belajar di Jurusan Musik UNY. Beberapa puisi yang dibawakan oleh empat remaja
peserta teater AFC menjadi semacam pengantar untuk lagu-lagu patriotik, yang
diharapkan mampu menggugah kembali semangat dan cinta kita kepada tanah air
Indonesia.
Pentas musik dan paduan suara AFC di concert hall (jogjanews.com). |
Setelah itu ansambel
musik AFC yang diasuh oleh Dewi Kurniawati (sebagai dirigen), Dwipa Hanggana,
dan Adi Dharmawan membawakan sejumlah lagu secara instrumentalia, yaitu : Anak Gembala, Paman Datang, Papaya Chacha,
Beautiful, Rasa Sayange, Ambilkan Bulan, dan Medley Transportasi (Becak, Delman,
Kereta Api). Sesi terakhir, dengan seluruhnya diiringi musik orkestra,
disenandungkanlah lagu Untuk Mama dan Laskar Pelangi yang dinyanyikan secara
solo oleh M.Talza Prayoga dan Josi Aspratiwi. Selanjutnya lagu-lagu nasional :
Satu Nusa Satu Bangsa, Dari Sabang Sampai Merauke, dan Indonesia Pusaka
dinyanyikan oleh paduan suara, serta Meraih Mimpi yang dinyanyikan oleh
Gabriela Vibra menjadi lagu penutupnya.
“Kami cinta kau, kami
cinta kau sepanjang umur, ya umur.” (Indonesia Subur – Moh.Safei)
Operet AFC 'Petuah Sang Garuda' di concert hall (Pritameani). |
Operet AFC ’Petuah Sang Garuda’
Pementasan operet kolaborasi anak 'Petuah Sang Garuda' yang menampilkan sekitar 150 anak peserta program AFC digelar pada Jumat malam, 30 November 2012 di concert hall. Untuk mementasakan operet tersebut, mereka telah berlatih bersama selama satu bulan di TBY. Operet merupakan hasil kerja sama para peserta seni tari, seni vokal, dan seni drama. Broto Wijayanto, sang sutradara operet menjelaskan bahwa selain untuk menguji mental anak didik AFC, operet tersebut juga sebagai ruang berapresiasi kepada masyarakat.
Operet yang berlangsung sekitar 40 menit ini mengisahkan tingkah laku para hewan di hutan yang sudah saling tidak rukun. Bermula dari kawanan singa yang lcik, sombong, dam mulai bertindak kasar terhadap hewan lain yang mereka anggap lemah. Lalu ketika singa mengalami kesusahan, hewan-hewan lain tidak ingin membantunya karena merasa dendam. Mereka pun akhirnya adar dan bersedia membantu singa terlepas dari masalahnya. Pesan dari kisah 'Petuah Sang Garuda' adalah jangan sombong dan suka menang sendiri, lantaran kita tidak bisa hidup tanpa bantuan orang/makhluk lain.
Selain tema ceritanya yang mendidik, ada sejumlah adegan yang menimbulkan riuh rendah suara penonton. Seperti halnya ketika bocah-bocah cilik yang memerankan kawanan tikus tiba-tiba datang mengikuti si tikus wirog (diperankan oleh Pak Broto) untuk membantu membebaskan singa dari perangkap. Tingkah laku mereka yang susah diatur dan spontan membuat para penonton tertawa. Lagu-lagu yang mewarnai operet (Lagu Sunyi, Garuda Muda, Kancil dan Singa, Belajar dari Air, Setia pada Janji, Nyanyian Binatang, dan Kupu-kupu) diciptakan oleh Pak Sigit (berperan sebagai sang garuda), kecuali Gembira Berkumpul yang menjadi lagu pembuka sekaligus penutup operet. Yang jelas, semua pihak akhirnya merasa puas dan gembira, baik kami yang tampil di panggung dan berada di belakang layar, orang tua serta keluarga anak-anak AFC, serta semoga demikian pula segenap penonton yang hadir malam itu.
"Burung Garuda pemersatunya, dengan semboyan saktinya. Bhinneka Tunggal Ika bunyinya, meski berbeda satu jua. Marilah kawan, bergandeng tangan. Kita menjaga kerukunan." (Garuda Muda - Sigit ER)
Pementasan operet kolaborasi anak 'Petuah Sang Garuda' yang menampilkan sekitar 150 anak peserta program AFC digelar pada Jumat malam, 30 November 2012 di concert hall. Untuk mementasakan operet tersebut, mereka telah berlatih bersama selama satu bulan di TBY. Operet merupakan hasil kerja sama para peserta seni tari, seni vokal, dan seni drama. Broto Wijayanto, sang sutradara operet menjelaskan bahwa selain untuk menguji mental anak didik AFC, operet tersebut juga sebagai ruang berapresiasi kepada masyarakat.
Operet AFC 'Petuah Sang Garuda' di concert hall (jogjanews.com). |
Selain tema ceritanya yang mendidik, ada sejumlah adegan yang menimbulkan riuh rendah suara penonton. Seperti halnya ketika bocah-bocah cilik yang memerankan kawanan tikus tiba-tiba datang mengikuti si tikus wirog (diperankan oleh Pak Broto) untuk membantu membebaskan singa dari perangkap. Tingkah laku mereka yang susah diatur dan spontan membuat para penonton tertawa. Lagu-lagu yang mewarnai operet (Lagu Sunyi, Garuda Muda, Kancil dan Singa, Belajar dari Air, Setia pada Janji, Nyanyian Binatang, dan Kupu-kupu) diciptakan oleh Pak Sigit (berperan sebagai sang garuda), kecuali Gembira Berkumpul yang menjadi lagu pembuka sekaligus penutup operet. Yang jelas, semua pihak akhirnya merasa puas dan gembira, baik kami yang tampil di panggung dan berada di belakang layar, orang tua serta keluarga anak-anak AFC, serta semoga demikian pula segenap penonton yang hadir malam itu.
"Burung Garuda pemersatunya, dengan semboyan saktinya. Bhinneka Tunggal Ika bunyinya, meski berbeda satu jua. Marilah kawan, bergandeng tangan. Kita menjaga kerukunan." (Garuda Muda - Sigit ER)
# Tulisan ini disarikan dari berbagai sumber.
Operet AFC 'Petuah Sang Garuda' di concert hall (jogjanews.com). |
Sabtu, 08 Desember 2012
Berdamai dengan Diri Sendiri
Berdamai dengan diri sendiri setelah terjadi konflik batin selama berhari-hari. Memang tak semudah membalikkan telapak tangan, tapi mesti terus diupayakan.
Jumat, 07 Desember 2012
Pengetahuan Membebaskan Hidup
Pengetahuan akan membebaskan hidup.
Semakin berpengetahuan, semakin mudah hidupnya, karena semakin mampu menghadapi tantangan dan menyelesaikan berbagai masalah persoalan hidup. (Ketut Arcana)
Semakin berpengetahuan, semakin mudah hidupnya, karena semakin mampu menghadapi tantangan dan menyelesaikan berbagai masalah persoalan hidup. (Ketut Arcana)
Selasa, 04 Desember 2012
Momen Tergelap Jadi Inspirasi
Momen tergelap dalam kehidupan kita tidak untuk dikubur dan dilupakan. Sebaliknya,
momen itu mesti dikenang sebagai inspirasi untuk mengingatkan kita kepada
semangat pantang menyerah manusia dan kapasitas kita untuk mengatasi hal-hal
yang tak bisa ditoleransi. (Vince Lombardi – pelatih american football)
Langganan:
Postingan (Atom)