Pekan terakhir bulan
November 2012 menjadi saat yang mengesankan bagi anak-anak dan remaja peserta
program Art for Children (AFC). Taman Budaya Yogyakarta (TBY) telah menggelar
Gelar Seni Anak 2012 pada 25 - 30 November 2012. Kegiatan yang merupakan puncak
acara program AFC tersebut melibatkan lebih dari 200 peserta. Program AFC bertujuan agar
anak bisa bekerja sama, mengenal toleransi, dan kritis. Pendidikan kesenian dan
pengalaman berkesenian sangat penting untuk pertumbuhan yang sehat bagi
anak-anak, baik pertumbuhan mental maupun jiwa. Sri Eka Kusumaningayu -sebagai
ketua panitia- menjelaskan acara ini digelar untuk lebih menciptakan ruang
ekspresi dan kreativitas anak-anak di Yogyakarta.
Karya seni rupa anak-anak AFC (jogjanews.com). |
Gelar Seni Anak program AFC ini diisi dengan berbagai acara, yaitu : workshop dolanan anak, lomba pidato bahasa Jawa, lomba dolanan bocah, dan lomba membaca aksara Jawa, yang merupakan kerja sama TBY dengan pihak swasta yang peduli kepada anak-anak dan kebudayaan Jawa. Pentas musik dan paduan suara menjadi acara pembukaannya, sedangkan operet anak 'Petuah Sang Garuda' menjadi puncak acaranya. Sementara itu di lobi concert hall dipamerkan hasil karya seni rupa dari anak-anak AFC.
Pentas Musik dan Paduan
Suara AFC
Pentas musik dan paduan
suara AFC diselenggarakan pada Minggu sore, 25 November 2012 di concert hall.
Sesi pertama dan ketiga menampilkan paduan suara AFC di bawah pimpinan R.Sigit
Eko Riyanto membawakan sejumlah lagu bertema nasionalisme, yaitu : Di Timur
Matahari, Indonesia Subur, Garuda Pancasila, Pada Pahlawan, Bangun
Pemudi-Pemuda, Berkibarlah Benderaku, dan Maju Tak Gentar. Musik yang mengiringinya
adalah musik yang telah diprogram (MIDI) dengan apik oleh Haryo yang pernah
belajar di Jurusan Musik UNY. Beberapa puisi yang dibawakan oleh empat remaja
peserta teater AFC menjadi semacam pengantar untuk lagu-lagu patriotik, yang
diharapkan mampu menggugah kembali semangat dan cinta kita kepada tanah air
Indonesia.
Pentas musik dan paduan suara AFC di concert hall (jogjanews.com). |
Setelah itu ansambel
musik AFC yang diasuh oleh Dewi Kurniawati (sebagai dirigen), Dwipa Hanggana,
dan Adi Dharmawan membawakan sejumlah lagu secara instrumentalia, yaitu : Anak Gembala, Paman Datang, Papaya Chacha,
Beautiful, Rasa Sayange, Ambilkan Bulan, dan Medley Transportasi (Becak, Delman,
Kereta Api). Sesi terakhir, dengan seluruhnya diiringi musik orkestra,
disenandungkanlah lagu Untuk Mama dan Laskar Pelangi yang dinyanyikan secara
solo oleh M.Talza Prayoga dan Josi Aspratiwi. Selanjutnya lagu-lagu nasional :
Satu Nusa Satu Bangsa, Dari Sabang Sampai Merauke, dan Indonesia Pusaka
dinyanyikan oleh paduan suara, serta Meraih Mimpi yang dinyanyikan oleh
Gabriela Vibra menjadi lagu penutupnya.
“Kami cinta kau, kami
cinta kau sepanjang umur, ya umur.” (Indonesia Subur – Moh.Safei)
Operet AFC 'Petuah Sang Garuda' di concert hall (Pritameani). |
Operet AFC ’Petuah Sang Garuda’
Pementasan operet kolaborasi anak 'Petuah Sang Garuda' yang menampilkan sekitar 150 anak peserta program AFC digelar pada Jumat malam, 30 November 2012 di concert hall. Untuk mementasakan operet tersebut, mereka telah berlatih bersama selama satu bulan di TBY. Operet merupakan hasil kerja sama para peserta seni tari, seni vokal, dan seni drama. Broto Wijayanto, sang sutradara operet menjelaskan bahwa selain untuk menguji mental anak didik AFC, operet tersebut juga sebagai ruang berapresiasi kepada masyarakat.
Operet yang berlangsung sekitar 40 menit ini mengisahkan tingkah laku para hewan di hutan yang sudah saling tidak rukun. Bermula dari kawanan singa yang lcik, sombong, dam mulai bertindak kasar terhadap hewan lain yang mereka anggap lemah. Lalu ketika singa mengalami kesusahan, hewan-hewan lain tidak ingin membantunya karena merasa dendam. Mereka pun akhirnya adar dan bersedia membantu singa terlepas dari masalahnya. Pesan dari kisah 'Petuah Sang Garuda' adalah jangan sombong dan suka menang sendiri, lantaran kita tidak bisa hidup tanpa bantuan orang/makhluk lain.
Selain tema ceritanya yang mendidik, ada sejumlah adegan yang menimbulkan riuh rendah suara penonton. Seperti halnya ketika bocah-bocah cilik yang memerankan kawanan tikus tiba-tiba datang mengikuti si tikus wirog (diperankan oleh Pak Broto) untuk membantu membebaskan singa dari perangkap. Tingkah laku mereka yang susah diatur dan spontan membuat para penonton tertawa. Lagu-lagu yang mewarnai operet (Lagu Sunyi, Garuda Muda, Kancil dan Singa, Belajar dari Air, Setia pada Janji, Nyanyian Binatang, dan Kupu-kupu) diciptakan oleh Pak Sigit (berperan sebagai sang garuda), kecuali Gembira Berkumpul yang menjadi lagu pembuka sekaligus penutup operet. Yang jelas, semua pihak akhirnya merasa puas dan gembira, baik kami yang tampil di panggung dan berada di belakang layar, orang tua serta keluarga anak-anak AFC, serta semoga demikian pula segenap penonton yang hadir malam itu.
"Burung Garuda pemersatunya, dengan semboyan saktinya. Bhinneka Tunggal Ika bunyinya, meski berbeda satu jua. Marilah kawan, bergandeng tangan. Kita menjaga kerukunan." (Garuda Muda - Sigit ER)
Pementasan operet kolaborasi anak 'Petuah Sang Garuda' yang menampilkan sekitar 150 anak peserta program AFC digelar pada Jumat malam, 30 November 2012 di concert hall. Untuk mementasakan operet tersebut, mereka telah berlatih bersama selama satu bulan di TBY. Operet merupakan hasil kerja sama para peserta seni tari, seni vokal, dan seni drama. Broto Wijayanto, sang sutradara operet menjelaskan bahwa selain untuk menguji mental anak didik AFC, operet tersebut juga sebagai ruang berapresiasi kepada masyarakat.
Operet AFC 'Petuah Sang Garuda' di concert hall (jogjanews.com). |
Selain tema ceritanya yang mendidik, ada sejumlah adegan yang menimbulkan riuh rendah suara penonton. Seperti halnya ketika bocah-bocah cilik yang memerankan kawanan tikus tiba-tiba datang mengikuti si tikus wirog (diperankan oleh Pak Broto) untuk membantu membebaskan singa dari perangkap. Tingkah laku mereka yang susah diatur dan spontan membuat para penonton tertawa. Lagu-lagu yang mewarnai operet (Lagu Sunyi, Garuda Muda, Kancil dan Singa, Belajar dari Air, Setia pada Janji, Nyanyian Binatang, dan Kupu-kupu) diciptakan oleh Pak Sigit (berperan sebagai sang garuda), kecuali Gembira Berkumpul yang menjadi lagu pembuka sekaligus penutup operet. Yang jelas, semua pihak akhirnya merasa puas dan gembira, baik kami yang tampil di panggung dan berada di belakang layar, orang tua serta keluarga anak-anak AFC, serta semoga demikian pula segenap penonton yang hadir malam itu.
"Burung Garuda pemersatunya, dengan semboyan saktinya. Bhinneka Tunggal Ika bunyinya, meski berbeda satu jua. Marilah kawan, bergandeng tangan. Kita menjaga kerukunan." (Garuda Muda - Sigit ER)
# Tulisan ini disarikan dari berbagai sumber.
Operet AFC 'Petuah Sang Garuda' di concert hall (jogjanews.com). |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar