Kamis, 06 Oktober 2016

Konsep Art for Children TBY

Konsep AFC (Art for Children) meletakkan seni bukan semata-mata sebagai ekspresi estetika, tetapi seni sebagai media pembelajaran bersama. Seni sebagai jalan untuk menemukan potensi lain yang ada pada anak. Pendekatan pembelajaran semacam itu, akan menekankan pada proses belajar melalui seni. Seni adalah cara membuka kemungkinan-kemungkinan bagi tumbuh kembangnya pribadi anak yang unik. Sesuatu yang murni ekspresi anak-anak. Oleh karena itu, tidak ada tempat bagi penyeragaman berekspresi. 
Metode pembelajaran mengedepankan partisipasi anak secara maksimal. Pembimbing bukan sebagai guru, melainkan sebagai teman bermain bersama. Dalam proses bermain bersama-sama itulah, pembimbing membuka katup-katup ekspresi kreatif anak-anak. Pembimbing memberikan dasar-dasar berolah seni sebagai cara membuka katup-katup itu. Di mana akhirnya anak-anak diantarkan pada keunikan masing-masing dalam berekspresi.
Cara-cara di atas ditempuh agar AFC tidak saja berbeda dengan sanggar-sanggar seni yang lain. Sanggar-sanggar yang semata-mata memberikan keterampilan teknis dalam berekspresi. Lebih penting dari itu, AFC memilih menyemai, memupuk, dan merawat bibit-bibit yang kelak diharapkan tumbuh menjadi tanaman yang beraneka. Demikianlah pembelajaran seni yang diangankan AFC. 

Seni vokal memiliki mekanisme dan tahapan pembelajaran yang telah digariskan. Anak-anak harus menguasai teknik pernafasan dan teknik vokal yang benar sebelum menyanyi. Anak-anak juga harus mampu melakukan interpretasi terhadap lagu agar makna lagu terjaga. Artikulasi dan pembawaan mendapatkan prioritas agar penampilan terjaga. Melalui pembelajaran semacam ini, secara tidak langsung anak-anak mengenal karakter suaranya. Memupuk empati ketika bersentuhan dengan lirik dan nada-nada yang diekspresikan.

Seni menjadi sebuah cara mengenal yang tersimpan dalam setiap anak. Termasuk dalam memupuk kepekaan dan keterampilan mengolah unsur-unsur visual. Sejak awal telah diangankan bahwa pembelajaran seni di AFC menolak penyeragaman. Seni rupa dapat di jadikan contoh tentang penolakan penyeragaman dengan cara mengenal, merespon, mengeksplorasi, dan mengkreasikan bermacam-macam media. Proses pembelajaran seni rupa menanamkan sejak dini, bahwa seni rupa memiliki lingkup yang luas.

(Nanang Arizona dalam "Art for Children : Merawat Dunia Seni Anak-Anak")

Tidak ada komentar: