"Karya sastra sesungguhnya bukan hanya menyajikan seni berbahasa dan keindahan bercerita belaka, tetapi juga memaparkan berbagai pati-sari nilai kemanusiaan yang tersembunyi di balik kehidupan masyarakat lokal di Tanah Air kita." (Iman Budhi Santosa dalam Sabana No.11)
"Ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya." (Umi Kulsum mengutip Hafiz Ibrahim dalam Sabana No.12)
Tepat sebulan silam, Kamis (5/3/20), menghadiri peluncuran majalah Sabana No.12 di Rumah Maiyah. Waktu itu suasana Yogyakarta masih normal belaka, jadi berkumpul bersama merupakan hal yang menyenangkan. Apalagi menyimak apa yang disampaikan Cak Nun dan teman-teman sastrawan justru terasa menenteramkan jiwa, menenangkan hati, dan mencerahkan pikiran.
Sesuatu yang istimewa dalam Sabana edisi terbaru adalah semua pengisi materinya perempuan. Mereka yang hadir malam itu di antaranya adalah Mutia Sukma (penyair) dan Marciana Sarwi (Kepala SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta). Lukisan karya Ratih Alsaira yang menghiasi sampul majalah dan ilustrasi cerpen memberi warna tersendiri.
Masih bisa membaca majalah anyar pada masa kiwari menjadi hal yang terasa istimewa pula. Jika tertarik memilikinya, silakan menuju @majalahsabana di Instagram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar