Rabu, 27 Maret 2019

Pengalaman Mendapat Tanda Tangan Penulis


Ada sesuatu yang baru di dalam sejumlah buku milikku pada 2017-2018, yaitu tanda tangan para penulisnya. Awalnya kutemui Mas Yuditeha dan Mas Indra Tranggono di Bentara Budaya Yogyakarta. Lantas, aku kudu ikut antre sebelum mendapat tanda tangan Pak Sapardi Djoko Damono di Gramedia Sudirman. Pada kesempatan berbeda dapat kujumpai Mas Agus Noor di Kafe Basabasi. 



Kubeli buku sekaligus kuperoleh tanda tangan Mas Kris Budiman dan Ibed Surgana Yuga ketika acara Tahun Baru di JBS. Akhirnya kumiliki juga tanda tangan Gunawan Maryanto kala bertemu di TBY. Oh ya, jauh sebelum itu ternyata ada tanda tangan Dewi Kharisma Michellia pada novel perdananya saat diluncurkan di Gramedia Plasa Ambarukmo. 

Rabu, 20 Maret 2019

Membangun Generasi Muda dan Pendidikan



Inspirasi dari para pemimpin dunia tersebut terdapat dalam buku Indonesia Cerdas Ada di Sini karya Suherlan, diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas, 2016.

Selamat Ulang Tahun Pak Sapardi


Ketika beliau pernah hadir di Studio Teater Garasi, Gramedia Sudirman, dan Kafe Basabasi, saya menyempatkan diri datang untuk menyimak pelajaran hidup dari beliau. Terasa lebih berkesan kala pada kesempatan kedua, saya bisa berfoto bersama dan meminta tanda tangannya pula. Selamat hari lahir ke-79 kepada Pak Sapardi Djoko Damono. Semoga tetap sehat, aktif berkarya, dan menebar inspirasi di atas buana. 


Senin, 18 Maret 2019

Agar Tidak Menjadi Penimbun Buku


Agar tidak menjadi sebatas penimbun buku, maka hari ini telah terbukalah semua pembungkus buku yang kubeli di @patjarmerah_id pada Kamis (7/3) dan Minggu (10/3) pekan lalu. Sudah kuberi tanda tangan dan tanggal pembelian pada semua buku pula sebagaimana tradisi selama ini. Empat buku yang tuntas kubaca, yaitu Laki-Laki yang Tak Berhenti Menangis (Rusdi Mathari), Jungkir Balik Jagat Jawa (Triyanto Triwikromo), Rubaiyat (Maulana Rumi), dan komik Nasruddin Si Pandir yang Bijak. Separuh cerpen dalam Bu Guru Cantik (Hasta Indriyana), lantas sebagian materi Orang Jawa Naik Haji+Umrah (Danarto) dan Inilah Esai (Muhidin M. Dahlan) sudah kusimak.

Selasa, 12 Maret 2019

Sejumlah Cerpenku Tentang Ibu


Setidaknya terdapat enam buah cerpenku yang pernah dimuat di sejumlah media cetak/daring yang menjadi sarana bagiku mengenang almarhumah Ibu. Kaos Hitam, Bahagia tanpa Rencana, Lebaran Terakhir Mama dan Ibunya, Menjelang Kepergian Ibunda, Menjelang Tiba Ujung Senja, serta Membaca Jalan Pikiran Ibu adalah judul cerpen-cerpen tersebut. Kendati tidak menjadi peran utama, beliau sebenarnya kuhadirkan pula dalam cerpen lainnya, seperti Lelikuan Pernikahan Kedua, Meraih Percaya Kembali, dan Testimoni Sebelas Tahun. Aku percaya bahwa Ibu masih akan tetap menjadi salah satu sumber inspirasiku dalam membuat karya berikutnya biarpun sudah lewat 12 tahun beliau tiada. Hari ini adalah hari ulang tahun beliau yang ke-75. Kuharap Ibu bahagia selalu dalam berkah kasih sayang-Nya. Aamiin... 

Rabu, 06 Maret 2019

Siang Hari Itu


Siang hari itu, 2 Maret 2011, dengan tegar jiwa kau ucapkan salam perpisahan bagi kakak tercintamu sesaat setelah jasadnya dikebumikan. Tak kuasa kutahan gejolak dalam dada hingga meneteslah kembali air mata. 

Siang hari itu, 2 Maret 2019, dengan sendu kalbu aku datangi tempat peristirahatan terakhirmu yang bersatu dengan kakekku dan bersebelahan dengan kakakmu, yang delapan tahun silam kita antarkan kepulangannya bersama-sama. 

Karena tak dapat kuungkapkan 
Kata yang paling cinta
Kupasrahkan saja dalam doa 

(dikutip dari puisi Karena Kata karya Ags. Arya Dipayana)