Rabu, 18 Januari 2012

Tak Ada Mimpi Terlalu Tinggi


Mimpi bisa jadi nyata bila engkau berusaha untuk mewujudkannya. 
Tak ada mimpi yang terlalu tinggi. 
Semua sangat mungkin untuk diraih. (Pemimpi – Naif Band)

Model Indonesia Favorit 2011 di Wallpapapers of Lou

Renata Kusmanto

Mikha Tambayong

Raisa Andriana


Pevita Pearce



Martina Aisha
Rara Albaaza
Rini Lovelyluna

Mariana Renata

Nina Zatulini

Sheila Cascales













Irish Bella

Angelica Faustina

Tiffany Orie

Tasya Warokka

Sahila Hisyam

 

Rabu, 11 Januari 2012

Album Terbaik Indonesia 2011




Melanjutkan kebiasaan sejak tahun 2008, kembali saya menyusun senarai album musik Indonesia yang saya dengar sepanjang 2011 -yang tidak banyak juga- dan layak menjadi yang terbaik. Maka jelas bahwa pilihan saya sangat subjektif lantaran alasannya adalah saya senang menyimak lagu-lagunya, lalu kata hati maupun benak saya bagus belaka, serta tentu saja dengan selera musik dan keterbatasan wawasan yang saya miliki.

Sebelum menyusun daftar tersebut, saya sudah lebih dahulu membaca 20 Album Terbaik Indonesia 2011 versi majalah Rolling Stone Indonesia (RSI). Hal itu memang agak di luar kebiasaaan. Ternyata ada banyak album dengan genre rock dan jazz yang mendominasinya. Tercatat hanya empat nama yang pernah saya dengar serta masuk dalam daftar saya, yaitu : Barry Likumahuwa Project (Generasi Synergy), Trisum (Five in One), Naif (Planet Cinta), dan Sheila on 7 (Berlayar). Selain itu saya cukup penasaran ingin mendengarkan Gugun Blues Shelters (Satu untuk Berbagi), LLW (Long Live Wisdom), dan Tohpati Bertiga (Riot). Album anyar GBS menarik karena mayoritas lirik lagunya dalam bahasa Indonesia. Bahkan RSI menjadikan singel ’Jangan Berkata dalam Hati’ sebagai salah satu lagu terbaik Indonesia 2011. LLW (Lesmana Likumahuwa Winarta) adalah aksi kibordis senior Indra Lesmana bersama dua musisi muda berbakat, Barry Likumahuwa (bass) dan Sandy Winarta (drum). Sementara Tohpati Bertiga adalah proyek terbaru gitaris Tohpati bersama Indro Hardjodikoro (bass) dan Bowie (drum, anggota GBS). Saya pernah melihat aksi live mereka ketika bermain di Ngayogjazz 2011 yang berlangsung di halaman rumah pelukis sepuh Djoko Pekik. Tohpati terkesan lebih ngerock dan bermain cepat dalam aksinya tersebut.

Berikut ini daftar album pilihan saya di tahun 2011 yang disusun berdasarkan urutan abjad nama artis/albumnya belaka.

  1. A Tribute to KLa Project
Setelah pada 2010 KLa Project merilis album baru Exellentia, maka di tahun 2011 Lilo KLa menjadi produser album A Tribute to KLa Project. Sejumlah nama band kondang maupun penyanyi solo tenar turut mengisi album yang hanya dijual di minimarket terkenal yang tersebar di seluruh Indonesia itu.
Mereka adalah Ungu, Maliq n D’Essentials, Kerispatih, RAN, The Upstairs, Ahmad Dhani, Vidi Aldiano, dan Pongki Barata. Ada pula nama yang relatif baru seperti Babas dan Violet. Nama terakhir merupakan trio vokalis sekaligus violis yang terdiri dari tiga perempuan muda yang cantik (Sherrin, Ava, Mia).
Meski tidak banyak yang memberi tafsir baru pada sejumlah hits KLa, namun setidaknya generasi muda saat ini bisa berkenalan dengan lagu-lagu pop berkualitas milik musisi Indonesia yang pernah sangat digemari di masa lalu.
Lagu favorit saya : Meski Tlah Jauh, Bahagia Tanpamu, Prasangka, Semoga, Tentang Kita, dll.

  1. Anggun : Echoes
Anggun tetap menunjukkan konsistensinya dalam bermusk dengan merilis album terbarunya di tahun 2011. Penyanyi internasional kebanggaan Indonesia tersebut belakangan tampak semakin eksis dengan kerap tampil menjadi bintang iklan berbagai produk di media cetak maupun elektornik. Lagu ’Berkilaulah’ merupakan lagu yang sangat inspiratif dan paling saya sukai.
Lagu favorit saya : Berkilaulah, Hanyalah Cinta, Silent Vow, Eternal, dll.

  1. Barry Likumahuwa Project : Generasi Synergy
Barry Likumahuwa adalah pemain bass muda yang permainannya disegani banyak musisi Indonesia. Bahkan seorang Fariz RM pun mengajaknya ketika di tahun 2011 sempat pentas di Jogja. Setelah di album sebelumnya, Barry tampil dengan namanya sendiri, maka kali ini ia beraksi bersama kelompoknya. Materi lagu dalam album ini asyik sekali di kuping, seolah terus memberi semangat, dan jelas tidak membosankan. Ada beberapa lagu dengan vokal, sementara selebihnya merupakan nomor instrumentalia.
Lagu favorit saya : Generasi Synergy, Twitter Jam, Heart Keeper, Saat Kau Milikku, Kappanya, dll.

  1. Gigi : Sweet 17
Tanpa terasa sebuah band bernama Gigi telah berusia 17 tahun. Setelah sempat bergonta-ganti personel, tampaknya kuartet Armand Maulana, Dewa Budjana, Thomas Ramdhan, dan Gusti Hendy sudah menjadi komposisi band yang paling solid hingga hari ini.
Lagu favorit saya : Sahabat, Distorsi Manusia, Bunga Syurgawi, Mana Hati, Smoga Saja, dll.

  1. Jubing Kristianto : Kaki Langit
Yang paling menarik dari album terbaru Jubing yaitu adanya lagu anak-anak ’Gembira Berkumpul’ hasil karya Pak AT Mahmud yang pernah populer oleh Tasya tempo hari.
Lagu favorit saya : Wangi Hujan, Bengawan Solo, Gembira Berkumpul, Sarinande, Blackbird, dll.

  1. Komunitas Jazz Kemayoran : Compilation Chapter One
Terdapat 10 artis artis yang terlibat dalam album ini. Mereka adalah 416, D’Etudiant, Zarro, Laconiek, Sketsa, Beben Jazz, Soultrain, Earth, Zinnia, dan Vodka. Ada sejumlah lagu instrumentalia, sementara yang dengan vokal ada yang berlirik Inggris, Indonesia, maupun bahasa daerah (La La Laya dari Zarro).
Lagu favorit saya : Above The Sky, La La Laya, Alexa, Satu yang Pasti, Where Do We Go From Here, dll.

  1. Musikal Laskar Pelangi (Original Cast Recording)
Setelah sukses tampil di panggung, lagu-lagu dalam Musikal Laskar Pelangi hadir dalam sebuah album. Lagu ciptaan Erwin Gutawa dan Mira Lesmana ternyata tetap dapat dinikmati tanpa harus melihat pertunjukannya. Dira Sugandi dan Eka Deli yang sudah teruji kualitas vokalnya ditemani oleh penyanyi remaja bersaura emas seperti Cristoffer Nelwan atau Hilmi Faturrahman.
Lagu favorit saya : Anak Pelangi, Jari-jari Cantik, Sahabat Alam, Menanti Ayah Menanti Lintang, dll.

  1. Naif : Planet Cinta
Naif tampil dengan lagu-lagu yang sebenarnya semua layak menjadi hits. Meski jenis musiknya variatif, tapi tetap ada benang merah Naif-nya. Sayang sekali mereka nyaris tidak pernah tampil di televisi lagi. Kita pasti ingat bahwa mereka pernah sangat terkenal dengan lagu dan videoklip ‘Posesif’.
Singel ‘Karena Kamu Cuma Satu’ menjadi salah satu lagu terbaik dan videoklip terbaik versi majalah RSI. Oya, bagi para pendengar radio, Naif sepanjang bulan Januari 2011 akan bersiaran di I-Radio (Jakarta, Bandung, Jogja, Makassar) setiap Selasa malam pukul 20.00 – 22.00.
Lagu favorit saya : Karena Kamu Cuma Satu, Apa Adanya, Planet Cinta, Cuek, Berjalan di Bulan, Pemimpi, dll.

  1. Raisa
Raisa Andriana menjadi fenomena tersendiri akhir-akhir ini. Tidak hanya karena bersuara khas sebagai penyanyi, dia pun berparas sangat cantik dan berwaruga apik, maka layaklah jika sudah memiliki banyak penggemar. Asta Andoko (RAN), Ramadhan Handy, dan Adrianto Ario Seto (Soulvibe) merupakan produser album solo pertama Raisa yang berjudul sama dengan namanya.
Lagu favorit saya : Serba Salah, Apalah (Arti Menunggu), Could It Be, Inginku, Terjebak Nostalgia, dll.

  1. Sheila on 7 : Berlayar
Sheila on 7 ternyata masih tetap bertaji! Setelah pernah mengalami masa penuh kejayaan, lantas sempat rada tenggelam (meski sebenarnya tetap merilis album), Eross Candra dkk kembali menelurkan sejumlah hits lewat album terbarunya. Lagu-lagu seperti ’Hari Bersamanya’, ’Pasti Ku Bisa’, atau ’Hujan Turun’ terasa sangat akrab di telinga kita, seperti dahulu kita pernah menyukai ’Kita’, ’Dan’, ’Sephia’, ’Seberapa Pantas’, ’Berhenti Berharap’, ’Pejantan Tangguh’ dan masih banyak lagi hits mereka.
Lagu favorit saya : Pasti Ku Bisa, Hujan Turun, Hari Bersamanya, Berlayar Denganku, Bait Pertama, dll.

  1. Trisum : Five in One
Trio gitaris papan atas Indonesia : Dewa Budjana, Tohpati, dan Balawan menelurkan album keduanya. Echa Sumantri (drum) dan Indro Hardjodikoro (bass) mendukung sepenuhnya aksi mereka bertiga dalam Five in One. Ada sebuah lagu yang lucu, mendengarnya saja bisa membuat kita tersenyum, apalagi melihat aksi mereka bertiga lewat Youtube. Judulnya ‘All U Can Eat’.
Lagu favorit saya : Unyil, Love To Be Around You, Pulang, Rahwana, All U Can Eat, dll.

  1. Ubiet & Dian HP : Komposisi Delapan Cinta (Puisi : Nirwan Dewanto & Sritok Srengenge)
Komposisi Delapan Cinta merupakan musikalisasi pusi karya Nirwan Dewanto dan Sritok Srengenge oleh Dian HP dan Ubiet. Jika kebanyakan lagu hasil musikalisasi puisi lebih sering diiringi gitar akustik, maka selalu ada suara piano Dian HP yang mengirigi suara unik Ubiet dalam album yang sebagian materinya direkam di Bangun Jiwo Yogyakarta tersebut. Selebihnya ada suara akordeon, cello, flute, klarinet, biola, marimba, dan kontra bas yang memperindah lagu. Di antara lagu-lagu sendu nan syahdu, ada Kuintet (puisi Nirwan Dewanto) yang sangat energik dan menghibur. Setidaknya terdapat dua videoklip dari album ini yang pernah saya simak di Youtube.
            Lagu favorit saya : Menulis Cinta, Kuintet, Penghujung Musim Hujan, Air, dll.


Rabu, 04 Januari 2012

Lebih Bersyukur Seusai Pentas Teman-teman Tunarungu



Beberapa hari menjelang pergantian tahun, tepatnya pada Rabu, 28 Desember 2011, ada sebuah pertunjukan seni yang tidak biasa tersaji di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta. Sebuah komunitas seni yang terdiri dari teman-teman kita yang tunarungu, yang bernama Deaf Art Community (DAC), memperingati hari jadinya yang ke-7 sekaligus membuat pementasan bertajuk ”Aku Ingin Menjadi Kupu-Kupu”. Menurut Broto Wijayanto –pendiri sekaligus pengasuh DAC- yang malam itu bertindak sebagai pembawa acara, pementasan tersebut dapat berlangsung atas kebaikan hati seseorang yang kaya raya, sehingga penonton tidak dipungut bayaran sepeser pun.

Ada beberapa hal yang tidak biasa mesti dilakukan oleh penonton malam itu. Jika kami bermaksud memberi apresiasi kepada teman-teman di atas panggung, kami tidak bertepuk tangan, tapi melambaikan kedua tangan yang diangkat ke atas. Jika kami menyukainya, kami bisa mengacungkan salam tiga jari (dikenal dengan sebutan ’salam metal’) yang sesungguhnya bermakna ’I love you’. Maka berkali-kali kami melambaikan tangan kami melihat penampilan mereka yang menari, menyampaikan puisi visual, sulap, dan pantomim. Semula saya tidak bisa membayangkan musik apa yang akan mengiringi penampilan mereka. Ternyata di sebelah kanan depan panggung terdapat sekelompok pemuda yang tergabung dalam kelompok ’Indonesian Beatbox Jogja’ alias BEJO, yang menampilkan musik yang dikeluarkan dari mulut. Mereka adalah musisi pengiring pentas malam itu.

Melihat teman-teman yang tuli tampil di atas pentas menimbulkan kekaguman tersendiri bagi kami. Terutama ketika mereka menari hip-hop dengan suasana amat nikmat dan mengasyikkan, padahal mereka sama sekali tidak mendengar suara musik apa pun! Ternyata meski mereka tidak dapat mendengar suara di luar mereka, namun mereka tetap mampu mengikuti irama dari detak jantung mereka sendiri. Apa yang disampaikan oleh dua ibu dosen seni sehabis pementasan cukup mewakili apa yang dirasakan oleh penonton. Semoga DAC akan terus berkarya dan semakin kreatif di masa mendatang.

Seusai menyimak aksi teman-teman DAC membuat saya lebih bersyukur atas segala karunia Ilahi, baik yang saya miliki maupun yang tidak saya punyai. Mereka yang tuli -sekaligus tak bisa bicara dengan suara mereka- saja sanggup menikmati hidup, tampil dengan sangat percaya diri, dan jelas sekali mereka adalah orang-orang yang sangat bersyukur. Benar kata Mas Broto bahwa mereka merupakan guru yang baik karena kita –yang merasa normal dan sempurna- ternyata justru bisa belajar banyak dari mereka bagaimana sebaiknya menyikapi hidup ini.

Foto : http://cekitdotfree.com