“Menulis bagiku adalah cara menghindarkan diri dari kegilaan. Piano mengisi jiwaku yang hilang karena kegilaan itu.”
“Apakah hal itu yang terjadi padamu?” tanya temanku lagi.
“Kalimat itu bukan milikku, melainkan kubaca dalam cerpen 'Gerimis dalam E Minor' karya Agus Noor. Aku sungguh merasa terwakili dengan apa yang dia suratkan dalam cerpen itu.”
( dikutip dari cerpen nomor 200 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar