Hatinya bersih penuh welas asih, sikapnya tulus tanpa pernah berharap balasan, wawasan berpikirnya yang luas serta pengalaman hidupnya yang kompleks, tak pernah segan dibagikan pada siapa saja. Saya menyadari bahwa banyak orang yang menyayangi dirinya, ketika menghadiri acara pemakamannya di Jakarta. (dikutip dari cerpen Mengikuti Jejak Sang Paman - dimuat di Tribun Jabar edisi Minggu, 19 Mei 2013)
Mengikuti Jejak Sang Paman disuratkan sebagai sepercik kenangan tentang Ags. Arya Dipayana oleh sang keponakan. Hari ini tepat satu dekade berlalu dari hari tutup usianya (1 Maret 2011 - 1 Maret 2021).
Satu dasawarsa kita tak lagi bersua
Kuharap nyaman belaka kau di sana
Bagaimana kabar ibu bapakku, kakek nenekku, juga saudara-saudaramu?
Apakah kalian bisa saling menyapa atau barangkali malah sudah kerap berjumpa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar