Hujan masih belum rutin mengunjungi Yogyakarta hingga hari ini. Namun, Rabu malam dua pekan lalu (13/11/19), hujan sempat hadir biarpun sebentar. Hari itu Jogja berduka lantaran kehilangan salah satu tokohnya. Beberapa saat sehabis hujan reda, A Tribute to Joko Pinurbo dipentaskan di gedung sositet TBY. Butet Kartaredjasa tetap hadir membaca dua buah puisi Jokpin, padahal baru saja melepas kepergian selamanya adik tercinta. Ternyata beliau mengamalkan ajaran bapaknya, "Dalam situasi apa pun, tugas kesenian yang sudah disanggupi harus dijalankan. Seniman harus tetap menjadi manusia yang bertanggung jawab." Salut untuk Mas Butet.
Beberapa artis membawakan karya Jokpin dengan gayanya masing-masing, termasuk sang penyair sendiri yang membaca puisi Satu Celana Berdua - yang pernah ditulisnya untuk Butet dan Djaduk Ferianto. Oppie Andaresta tampil terakhir menyanyikan sejumlah lagu yang merupakan musikalisasi puisi Joko Pinurbo, di antaranya Baju Bulan, Kepada Uang, Pacarkecilku, dan Hati Jogja. Diiringi oleh Bagus Mazasupa dkk dengan musiknya yang apik, beraneka rasa ditaburkan oleh Oppie. Ada yang syahdu, sendu, dan bahkan lucu sebagaimana puisi Jokpin. Salut dan terima kasih untuk Mbak Oppie dan semua yang mampu mewujudkan sebuah acara berkesan malam itu.
Setelah acara rampung kusalami Mas Bagus temanku di atas panggung. Sebelum pulang aku mendekati sang penyair untuk meminta tanda tangan beliau di buku Surat Kopi. Sebagai penggemar karyanya, memang baru lima buku Jokpin yang kumiliki. Hanya setidaknya ada satu di antaranya yang bertanda tangan penulisnya. Matur nuwun, Mas Jokpin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar