Kamis, 14 November 2019

Memorabilia Djaduk Ferianto

Ketika masih bocah yang bersekolah di Taman Muda IP saya sudah pernah melihat beliau dan teman-temannya berlatih kesenian di pendapa Taman Siswa. Semua juga tahu beliau putra Pak Bagong. . Sekian tahun kemudian saya memiliki dua album kaset Orkes Sinten Remen. Album pertama yang berjudul Parodi Iklan sempat jadi favorit saya zaman masih bisa menyetel kaset dengan tape recorder. Album berikutnya berjudul Komedi Putar. 


Setidaknya dua kali saya menyaksikan pentas musik Kua Etnika pada 2006 dan 2008 di TBY. Saya cukup rajin mendatangi masa awal Jazz Mben Senen di BBY, salah satu acara kreasi beliau yang hingga kini sudah 10 tahun berjalan. Saya juga pernah mendatangi Ngayogjazz beberapa waktu lalu. Saat itu ada Syaharani, Tohpati Bertiga, dan Glenn Fredly.  

Hampir setiap Teater Gandrik pentas di TBY, saya selalu berusaha menyimaknya. Gundala Gawat (2013), Tangis (2015), dan Para Pensiunan : 2049 (2019) adalah judul-judul yang beliau menjadi sutradaranya. . Demikianlah sepercik catatan kecil seorang penggemar kesenian di Yogyakarta terhadap sejumlah hasil karya beliau yang tutup usia pada 13 November 2019 kemarin. 

Selamat jalan, Mas Djaduk Ferianto. Semoga hidup tenang dan damai di alam sana dalam kasih sayang Tuhan. Jejak kebaikan dan sejuta karyamu akan abadi di hati kami.

Tidak ada komentar: