Jumat, 02 Maret 2018

Tujuh Tahun Silam

Tujuh tahun silam mengantarnya ke tempat peristirahatan pamungkasnya di Jeruk Purut. Sedikit yang kuingat dan sempat terekam dalam sebuah cerpen tentang siang hari itu :
”Apakah Adji orang baik?” tanya seorang sutradara dan aktor senior negeri ini dengan suara bergetar. Beliau tengah memberi sambutan di depan para pelayat, ketika jenazah pamanku akan dibawa ke tempat peristirahatan terakhirnya dari rumah duka. Semua yang hadir tanpa ragu menjawab ’iya’ dengan menahan sesak di dada, termasuk saya yang sempat tak mampu membendung air mata, kala duduk di dekat jasadnya yang telah terbujur kaku.
”Ketika semua orang sibuk dengan berbagai wacana, Adji tanpa basa-basi sudah melangkah jauh membuat sejumlah hal yang berarti bagi banyak orang dengan caranya sendiri,” ucap seorang dramawan dan penulis terkemuka. Beliau sedang mendeskripsikan sosok yang dikenalnya sejak masih muda dan telah wafat dalam usia yang belum cukup tua.

Tidak ada komentar: