Rabu, 29 Oktober 2008

FESTIVAL SENI ANAK 2008 DI TAMAN BUDAYA YOGYAKARTA

Akan berlangsung kegiatan Festival Seni Anak 2008 di Taman Budaya Yogyakarta mulai 2 November 2008 sampai dengan 10 November 2008. Kegiatan berupa pergelaran beragam seni (tari, operet, teater, musik, tradisi), pemutaran film anak, pameran seni rupa dan foto anak internasional, maupun seminar nasional dan workshop kesenian. Seluruh kegiatan yang berlangsung setiap hari pukul 9.00 hingga 21.00 di TBY tidak dipungut biaya. Untuk seminar nasional, pendaftaran sudah ditutup karena sudah memenuhi kuota yang tersedia.

Kamis, 09 Oktober 2008

Memetik Hikmah dari Ki Slamet Gundono

Sepanjang Ramadhan lalu hanya ada sebuah pertunjukan seni yang kuhadiri. Jumat malam (26/9) aku di-sms Yoke sahabatku bahwa ada Slamet Gundono di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) saat itu. Langsung aku beranjak menuju daerah Kotabaru dan mengikuti acara bertajuk "Gusti Kang Maha Dalang, Musik Mistikal, dan Guyonan Pesantren" dengan artis Ki Slamet Gundono, dalang nyentrik asal Tegal bersama kelompok musiknya. Tampil pula Mbah Prapto, seorang penari yang sudah sepuh, tapi masih sigap gerakannya, dan Mas Miroto, seorang penari profesional dan aktor utama film “Opera Jawa” yang menjadi bagian dari pertunjukan. Selain membawakan beberapa lagu yang kadang disertai tarian, ada banyak hal yang disampaikan oleh ki dalang.

Ada sejumlah hikmah yang dapat kupetik dan sedikit yang kucatat di sini : Keindahan di dunia tidak terletak pada harta, benda, dan rupa. Keindahan dapat dirasakan pada kasih sayang Tuhan pada hamba-Nya, juga dapat dilihat pada kasih sayang serta keikhlasan ibu pada anaknya. Hanya orang yang tak pernah menyakiti orang lain yang boleh mengharapkan lailatul qadar. Memang tidak mudah untuk tidak pernah menyakiti, karena diam saja pun kadang bisa menyakiti orang lain. Idul Fitri adalah momentum luar biasa untuk dapat saling memaafkan. Entah siapa dulu yang menciptakan tradisi yang hebat tersebut, salut dan terima kasih untuknya.

Ada salah satu cerita lucu dari pesantren yang disampaikan ki dalang, yang ternyata ada hikmahnya pula. Saat itu Slamet Gundono dan teman-temannya di pesantren akan melakukan pertandingan sepakbola. Terinspirasi oleh pemain luar negeri yang merayakan gol dengan berterima kasih pada Tuhannya, Slamet pun meminta usul dari teman-teman setimnya. Ternyata ada salah satunya yang telah memiliki ide, tapi masih dirahasiakannya. Maka ketika gol tercipta, teman Slamet itu pun berlari ke pinggir lapangan, merayakan gol dengan berterima kasih pada Tuhan, dengan cara menjalankan shalat dua rakaat !
Akhirnya ada satu nasihat dari pak kiai -guru Slamet di pesantren- bahwa Islam adalah sesuatu yang tak perlu dipamer-pamerkan dan agama adalah sesuatu yang tidak untuk dipaksa-paksakan. Rasanya ada pencerahan dan kubawa hikmah pulang ke rumah dari BBY malam itu. Tak jadi masalah Yoke pulang mendahuluiku, lalu sempat kusapa Gunawan Maryanto dan Tomi Simatupang belaka seusai pertunjukan.