Selasa, 24 Juni 2008

Melihat Akrobat dari Eropa di FKY 2008


Festival Kesenian Yogyakarta XX 2008 (FKY) telah berlangsung sejak 7 Juni 2008, tapi aku sekali saja belum menikmatinya. Padahal sudah banyak pertunjukan digelar, selain ada pasar raya yang berlangsung di Benteng Vredeburg dan Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Sudah ada pentas beragam jenis musik maupun tari dan ada pemutaran sejumlah film dalam program Mari Menonton di Bioskop Pasar Raya FKY. Baru Jumat (20/6) pekan lalu kusempatkan melihat sebuah pertunjukan yang kurasa menarik untuk disimak. Berlokasi di amphiteater atau teater terbuka TBY, malam itu digelar sebuah pertunjukan akrobat tari kontemporer dari seniman Eropa, artis Portugal bernama João Paulo Pereira dos Santos (dan Rui Horta sebagai koreografer) dari Compagnie O Ultimo Momento.

Aku tertarik setelah membaca acara pentas hari itu ada pertunjukan tari dengan tiang dan sorenya kebetulan kulihat langsung persiapannya. Ada sebuah tiang putih tinggi menjulang dipasang di tengah panggung, sementara lantainya dipasangi terpal hitam putih. Kemudian ada suara musik kontemporer yang didominasi biola disetel keras-keras. Menjelang aku pulang sore itu, ada seorang lelaki bule -yang posturnya tak terlalu tinggi tapi atletis- memasang sebuah kamera di bagian teratas tempat duduk penonton. Dia kemudian kulihat berdiskusi dengan orang-orang Indonesia yang bertugas sebagai panitia. Begitu kulihat pertunjukan berlangsung, ternyata dialah sang artis yang tampil solo dengan akrobatnya. Jika sebelumnya aku tahu, bisa saja kutanyakan hal-hal yang akhirnya bisa memperkaya tulisan ini. Ketika aku datang malam menjelang pentas dimulai, penonton sudah terlihat begitu sarat di amphiteater TBY. Selain tempat duduknya sudah sesak, di antara tiang-tiang besi di kanan kiri panggung dan tempat duduk, sudah banyak pula orang di situ, yang tentu dengan antusias hendak menyaksikan pertunjukan.

Menjelang jam 8 malam pertunjukan berjudul ‘Contigo’ itu dimulai. João Paulo tampil dengan kostum serba hitam membalut tubuh atletisnya. Dengan tiang, kursi, bola kecil, dan tongkat, dia lantas membuat gerakan-gerakan akrobatis yang berbahaya, sekaligus indah dan asyik dilihat. Aksi-aksi João Paulo kerap membuat penonton menahan nafas, lalu bertepuk tangan dengan decak kekaguman. Aku sendiri kagum dengan keberaniannya, kelenturan, dan daya tahan tubuhnya yang luar biasa. Sama sekali tak terlihat kelelahannya sepanjang 45 menit pertunjukan. Ternyata sang artis bukan orang baru dalam dunia akrobatik internasional. Dia pernah menempuh pendidikan di sekolah sirkus Portugal dan Prancis. Di antara penonton malam itu cukup banyak terlihat orang-orang kulit putih di antara mayoritas warga negara Indonesia yang sedang berada di Yogyakarta. Setelah itu aku melihat ‘Jogja Art Fair #1’ yang memajang karya-karya seni rupa yang unik di ruang pameran TBY dan sejenak melintasi pasar raya di seputar Vredeburg.

Informasi lebih lanjut tentang FKY 2008 dapat disimak di www.festivalkesenianyogyakarta.com

Sumber Foto : http://joaquim.emf.org/vj.works_dance.htm

Senin, 09 Juni 2008

Reuni Akbar Taman Siswa di Yogyakarta - Juli 2008

Bapak-bapak/Ibu-ibu/Teman-teman Alumni Taman Siswa, pada tanggal 4 dan 5 Juli 2008 yang akan datang, akan diadakan REUNI AKBAR TAMAN SISWA Seluruh Indonesia di Pendapa Agung Taman Siswa Yogyakarta. Mohon aktif berpartisipasi demi suksesnya reuni tersebut. Gandeng para sahabat lama Anda. Ngumpulke balung pisah. Mohon berita ini disebarluaskan.

(Panitia : Ki Priyo Dwiarso – Majelis Luhur Taman Siswa)