Hidup ini bukan rangkaian sinetron cengeng penuh air mata yang tak berujung. Kesedihan boleh ditumpahkan di dalam dada, di dalam pelukan kekasih, tetapi bukan untuk diperjualbelikan. Air mata bukan mata uang. Meski mungkin, aku salah menaksir dan menafsirkannya.
(Maman Suherman dalam novel peRempuan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar