Selalu ada kabar duka. Atau mungkin tak berguna lagi duka itu, hanya sesaat tercatat dalam berita lalu hilang. Nyawa-nyawa melayang seperti embusan angin. Mungkinkah sesungguhnya aku telah menjadi nyawa yang melayang tanpa pernah sadar?
Tidak. Aku masih hidup. Kusaksikan bayang-bayangku di bawah cahaya lampu jalan. Aku jadi teringat ucapan sahabat lamaku, Sapardi, "Aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan."
(Sungging Raga dalam cerpen Aku Berjalan Sendirian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar