Dalam sepekan terakhir, lima hari di antaranya aku berada di TBY. Tiga kali menjalani latihan bersama anak asuh Pak Sigit sebagai persiapan awal pementasan operet November mendatang. Sabtu (26/10) siang lebih dulu kutemui Latief untuk mengambil hadiah dari Studio Pertunjukan Sastra (SPS) Yogyakarta dan @yogya.kata Terima kasih atas kaus baru yang kudapatkan di hari Sabtu yang bertepatan dengan Hari Bersastra Yogya.
Siang itu kuikuti Sarasehan Komunitas Sastra DIY dan malamnya aku kembali di ruang seminar guna menyimak Bincang-Bincang Sastra Edisi 169. Ada sejumlah teman kusapa di tempat itu. Menjelang tengah malam aku baru pulang sehabis diajak panitia mencicipi nasi tumpeng. Selamat ulang tahun untuk SPS. Semoga panjang umur dan terus mewarnai dunia sastra maupun kesenian di Yogyakarta.
Selasa (29/10) dan Rabu (30/10) malam aku menyaksikan Parade Teater Linimasa #2 "Toleransi & Regenerasi" di concert hall. Pada hari pertama yang menampilkan Dag-Dig-Gerr..!! (PMY) dan Mak Comblang (Teater Bosa), kursi penonton cukup banyak yang kosong. Namun, pada hari kedua yang menampilkan Cinta Dalam Sepotong Tahu (Kelompok QQ) dan Cintraka (Roemah Kreatif Sastro Mbeling), penonton memenuhi gedung pertunjukan.