Kecintaan kepada Allah membuat jiwa seseorang menjadi tenteram karena ia melihat seluruh proses kehidupan adalah wujud kecintaan Allah kepadanya. Meskipun menemui kepahitan, kesusahan, dan penderitaan sekalipun, ia tidak mengalami keputusasaan.
(K.H. Maman Imanulhaq Faqieh dalam buku "Zikir Cinta")
Senin, 29 Mei 2017
Sabtu, 27 Mei 2017
Ramadhan Momentum Dialog Pribadi
Bulan Ramadhan merupakan momentum bagi kita berdialog dengan diri sendiri. Kita memiliki peluang terbaik membuat jarak dengan diri kita sendiri, lalu mengadakan dialog yang sangat pribadi.
Kita dapat mengoreksi lebih teliti bagi peningkatan kualitas kekhalifahan dan sekaligus kehambaan kita. Tanpa membuat jarak, kita sulit melakukan penilaian diri secara lebih objektif. Kita dapat melihat diri kita seutuh mungkin sebagai manusia. Akhirnya, siapa yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhannya.
(Gus Mus dalam buku "Saleh Ritual, Saleh Sosial")
Kita dapat mengoreksi lebih teliti bagi peningkatan kualitas kekhalifahan dan sekaligus kehambaan kita. Tanpa membuat jarak, kita sulit melakukan penilaian diri secara lebih objektif. Kita dapat melihat diri kita seutuh mungkin sebagai manusia. Akhirnya, siapa yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhannya.
(Gus Mus dalam buku "Saleh Ritual, Saleh Sosial")
Selasa, 23 Mei 2017
Kosongkan Pikiran dari Khawatir
Kosongkan pikiranmu dari khawatir.
Berpikirlah tentang Sang Pencipta pikiran.
Kenapa tinggal di penjara, padahal
pintu terbuka begitu lebar?
Pasrahkan hidup pada Dia yang segala sesuatu diliputi rahmat-Nya.
(Belajar Hidup dari Rumi - Haidar Bagir)
Berpikirlah tentang Sang Pencipta pikiran.
Kenapa tinggal di penjara, padahal
pintu terbuka begitu lebar?
Pasrahkan hidup pada Dia yang segala sesuatu diliputi rahmat-Nya.
(Belajar Hidup dari Rumi - Haidar Bagir)
Sabtu, 20 Mei 2017
Kontribusi Waktu, Tindakan, dan Keputusan
Segala pencapaian sebenarnya memiliki proses yang kerap tidak disadari. Waktu yang akan membuktikan bahwa setiap detik yang kita lewati, tindakan yang kita lakukan, dan keputusan yang kita ambil memiliki kontribusi pada apa yang kita raih kelak. (Chrismansyah Rahadi/Chrisye)
Kamis, 18 Mei 2017
Parade Foto AFC di Sonobudyo
Art for Children (AFC) tampil dalam acara pembukaan Pameran Nasional Alat Musik Tradisional Nusantara di Museum Sonobudoyo pada Rabu, 26 April 2017. AFC membawakan lagu-lagu daerah yang sudah dikenal publik, antara lain : Bungong Jeumpa, Medley Lagu Betawi, Medley Lagu Jawa, Manuk Dadali, dan Rasa Sayange. Dua lagu berbahasa Indonesia adalah Melati Suci (dinyanyikan oleh Vibra) dan Garuda Muda (dinyanyikan oleh paduan suara AFC).
Medley Lagu Jawa (Art for Children TBY)
Medley Lagu Jawa (Gundul-Gundul Pacul, Suwe Ora Jamu, Cublak-Cublak Suweng) dibawakan oleh anak-anak musik dan vokal AFC (Art for Children) TBY dalam acara Pembukaan Pameran Nasional Alat Musik Tradisional Nusantara di Museum Sonobudoyo Yogyakarta pada Rabu, 26 April 2017. Lagu diaransemen oleh Dwipa Hanggana Prabawa (musik) dan R. Sigit ER (vokal). Bertindak sebagai dirigen adalah Dewi Kurniawati.
Rabu, 17 Mei 2017
Hari Buku Nasional 2017
Bertepatan dengan Hari Buku Nasional yang jatuh pada tanggal 17 Mei, maka saya mencatat sejumlah buku baru yang semakin memenuhi sudut kamar saya sejak Januari hingga April 2017. Berikut ini senarai judul buku yang diurutkan sesuai waktu pembeliannya, yaitu : Tuhan Maha Asyik (Sujiwo Tejo & Dr. M.N. Kamba), Legenda Asal-Usul Ketawa (Mustofa W.Hasyim), Metafora Padma (Bernard Batubara), Tokoh Anda yang Ingin Mati Bahagia Seperti Mersault (Risda Nur Widia), Menulis Itu Indah : Pengalaman Para Penulis Dunia (penerjemah : Adhe, penyunting : Dewi Kharisma Michellia), Petang Panjang di Central Park (Bondan Winarno), Negeri Kabut (Seno Gumira Ajidarma), Hidup Itu Harus Pintar Ngegas dan Ngerem (Emha Ainun Nadjib), 99 untuk Tuhanku (Emha Ainun Nadjib), Menebang Pohon Silsilah (Indra Tranggono), Balada Bidadari (Yuditeha), dan Elegi Penegakan Hukum : Kisah Sum Kuning, Prita, hingga Janda Pahlawan (editor : Aloysius Soni BL de Rosari).
Selasa, 16 Mei 2017
Dengan Bahagia dan Duka
Hanya dengan kebahagiaan dan kedukaan, seseorang mengenali dirinya dan takdirnya. Mereka belajar apa yang harus dilakukan dan yang harus dihindari.
(Johann Wolfgang von Goethe)
(Johann Wolfgang von Goethe)
Jumat, 12 Mei 2017
Perlukah Rebut Kekayaan?
Tuhanku
perlukah aku turut memperebutkan
segala macam kekayaan
yang Kau anugerahkan?
sedang jikapun tak mampu aku memiliki-Mu
tetap aku hanyalah milik-Mu.
(Emha Ainun Nadjib dalam "99 untuk Tuhanku")
perlukah aku turut memperebutkan
segala macam kekayaan
yang Kau anugerahkan?
sedang jikapun tak mampu aku memiliki-Mu
tetap aku hanyalah milik-Mu.
(Emha Ainun Nadjib dalam "99 untuk Tuhanku")
Jumat, 05 Mei 2017
Dalam Negara yang Berketuhanan
Karena anugerah-Nya yang tak terbatas, karena pemberiannya yang tiada henti, maka Allah Mahabbah. Tuhan adalah Cinta. Karena Dia Maha Pemberi tanpa pamrih, maka bertuhan adalah memiliki cinta. Hanyalah kesia-siaan belaka berketuhanan tanpa berkecintaan.
Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti kecintaan absolut, yang menjadi asas tunggal berbangsa dan bernegara. Dalam negara yang berketuhanan, tidak ada tempat bagi mereka yang tidak memiliki rasa cinta, tidak berperilaku memberi, dan tidak memiliki semangat pengorbanan. Dalam negara yang berketuhanan, tidak ada tempat bagi mereka yang mementingkan diri sendiri dan kelompok. Dalam negara yang berketuhanan, tidak ada toleransi bagi mereka yang suka menebar kebencian karena semua itu bertentangan dengan asas berkecintaan.
(Sujiwo Tejo & Dr. M.N. Kamba dalam buku "Tuhan Maha Asyik)
Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti kecintaan absolut, yang menjadi asas tunggal berbangsa dan bernegara. Dalam negara yang berketuhanan, tidak ada tempat bagi mereka yang tidak memiliki rasa cinta, tidak berperilaku memberi, dan tidak memiliki semangat pengorbanan. Dalam negara yang berketuhanan, tidak ada tempat bagi mereka yang mementingkan diri sendiri dan kelompok. Dalam negara yang berketuhanan, tidak ada toleransi bagi mereka yang suka menebar kebencian karena semua itu bertentangan dengan asas berkecintaan.
(Sujiwo Tejo & Dr. M.N. Kamba dalam buku "Tuhan Maha Asyik)
Langganan:
Postingan (Atom)