Senin, 06 Juni 2016

Puasa dalam Lintasan Sejarah

Puasa tidak hanya diwajibkan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya. Jauh sebelum masa Rasulullah, kewajiban puasa telah disyariatkan dengan penerapan yang berbeda-beda. Samirah Sayid Sulaiman Bayumi, tokoh fiqih kontemporer dari Mesir mencatat perbedaan syariat itu. Menurut catatannya, Nabi Nuh AS berpuasa sepanjang tahun. Nabi Daud AS juga melaksanakannya dengan cara sehari berpuasa, sehari berbuka, dan seterusnya. Sedangkan Nabi Isa AS bepuasa satu hari dan berbuka dua hari atau lebih. Adapun untuk Nabi Muhammad SAW dan umatnya, puasa ditetapkan sebulan penuh pada bulan Ramadhan yang dilaksanakan pada siang hari.

Sumber lain menyebutkan bahwa orang Mesir kuno –sebelum mereka mengenal agama samawi- telah mengenal puasa. Dari mereka praktik puasa beraih ke orang Yunani dan Romawi. Puasa juga dikenal dalam agama penyembah bintang, demikian pula dalam agama Budha, Yahudi, dan Kristen. Ibn an-Nadim dalam bukunya al-Fahrasat, sebagaimana dikutip Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah, menyebutkan agama para penyembah binatang berpuasa 30 hari dalam setahun, ada pula puasa tidak wajib 16 dan 27 hari. Dalam agama Budha pun dikenal puasa sejak terbit sampai terbenamnya matahari. Mereka melakukan puasa empat hari dalam sebulan. Orang Yahudi mengenal puasa 40 hari dan beberapa puasa untuk mengenang nabi-nabi atau peristiwa penting dalam sejarah mereka. Dalam agama Kristen pun puasa ada. Kendati dalam kitab Perjanjian Baru tidak ada isyarat tentang kewajiban puasa, tapi dalam praktik keberagamaan mereka dikenal beragam puasa yang ditetapkan oleh para pemuka agama. (Hidayah)

Tidak ada komentar: