Minggu, 31 Mei 2015

Berharap Jadi Pahlawan

Ia mesti terus menunjukkan jati dirinya sebagai penguasa yang tak kenal jalan tengah dan musyawarah.  Ia tak peduli tindakannya membuat elemen bangsa terpecah belah. Ia memilih menutup mata ketika para punggawa tak mendapat penghasilan karena dilarang melaksanakan tugasnya. Imra merasa yakin telah melakukan tindakan mulia yang membuatnya bakal disebut sebagai pahlawan di masa depan.  (dikutip dari cerpen yang rampung kutulis pada 30 April 2015)

Tidak ada komentar: