Senin, 29 April 2019

Cerpen Duka April


April. Bukan sekali belaka pernah kurasakan dukacita melepas kepergian orang-orang tercinta pada bulan keempat. Ada Bapak (1992), Pakde Kotjo (2004), dan Eyang Putri (2007). Aku teringat peristiwa wafatnya Bapak ketika fase awal menulis cerpen. Maka terciptalah The Day My Dad Passed Away yang akhirnya dimuat di sebuah majalah dengan judul berbeda. Banyak hal terjadi dalam kisah kehilangan kedua, maka Eyang Sentot, Tatkala Pakde Sakit, dan Pak Guru Tercinta menjadi saranaku berbagi cerita. Kaos Hitam merupakan karyaku untuk mengabadikan momentum tutup usianya nenekku.

Sebuah ironi tersendiri jika mengingat media cetak yang pernah memuat sejumlah cerpenku tersebut, kini sudah tidak terbit lagi atau sudah menutup rubrik cerpennya. Terima kasih kuucapkan kepada para redaktur yang pernah memberi kesempatan karyaku terpajang di sana.

Hari ini 29 April 2019. Jika dia masih ada maka usianya 58 tahun, tapi dia telah pergi menjelang berumur separuh abad. Mengikuti Jejak Sang Paman adalah cerpen yang kupersembahkan untuknya, Om Adji alias Ags. Arya Dipayana. Syukurlah, media cetak yang memuatnya masih terbit dan membuka rubrik sastranya saat ini.

Mengutip kembali dialog dalam serial Para Pencari Tuhan 2 karya Deddy Mizwar :
Semua orang akan kehilangan orangtua, saudara, dan yang lainnya. Yang penting, apa pun yang kita miliki kini mesti disyukuri.

Tidak ada komentar: