Sabtu, 20 Februari 2016

Tokoh Besar Wafat dan Simbol Puitis


Tiap kali tokoh besar wafat, maka yang ditinggalkan bukanlah air mata, melainkan jejak yang panjang. Lebih dari sekadar belang pada harimau atau gading pada gajah, atau sesuatu yang didramatisir sebagai 'nama'.
Sebab tiap kali tokoh besar wafat, ia menjelma simbol yang puitis: sebuah penanda bagi zaman yang membentuk maknanya sendiri. Makna yang tidak dapat kita, yang masih hidup, setir sesuai kehendak.
Sabtu, 20 Februari 2016, dua tokoh besar wafat dalam waktu yang hampir bersamaan. Umberto Eco (84) di Italia dan Harper Lee (89) di Amerika Serikat.
(T. Agus Khaidir dalam esai "Mawar Umberto Eco dan Seekor Burung Kecil di Pemakaman Harper Lee")

Tidak ada komentar: