Seorang
mantan komandan yang di masa pensiunnya setia mengantar jemput sang istri
bekerja dan anak-anaknya yang masih bocah bersekolah. Kami pun bisa pergi ke
mana saja dengan beliau selalu siap berada di belakang kemudi. Itulah bapakku.
Lelaki yang tak banyak bicara dan tak pernah terlihat menumpahkan amarah. Namun
demikian, Bapak mampu memperlihatkan kepada kami bagaimana menjalani hari-hari
secara bersahaja dan tidak neka-neka. Buktinya kami bisa hidup rukun, damai,
serta bahagia, meskipun problema silih berganti selalu ada.
Beliau padam nyawa
pada 14 April 1992. Jadi baru genap berlalu 23 tahun sejak kepergiannya untuk
selamanya. Semoga Bapak baik-baik belaka di alam sana, bersama Ibu dan semua
orang yang kusayangi yang tidak bertempat tinggal lagi di muka bumi. Amin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar