Bulan Agustus 2008 menjadi bulan yang begitu sarat dengan acara kesenian di Yogyakarta. Mungkin erat pula hubungannya dengan peringatan HUT RI ke-63, karena di berbagai penjuru kota pasti ada sejumlah pentas seni yang diselenggarakan oleh warga masyarakat. Sementara itu di sentra-sentra pertunjukan seni pun ada banyak acara. Ketika di TBY berlangsung acara JAFF dan Pasar Seni Tradisi, pastilah begitu banyak orang yang terlibat di situ. Bahkan aku jadi sempat bersalaman dengan Andrea Hirata (penulis tetralogi Laskar Pelangi) dan mengikuti diskusi dengan Djenar Maesa Ayu, sehabis melihat film debutnya yang menjadi salah satu peserta JAFF. Sempat juga kulihat sekilas sebuah film kartun dari Iran pada sebuah Minggu siang. Pasar Seni Tradisi yang melibatkan kelompok-kelompok seni tradisional di Jogja pun berlangsung cukup meriah. Apalagi ada pedagang makanan tradisional yang selalu menemani penonton setiap sore hingga malam. Tapi aku hanya sempat melihat sebuah pertunjukan tari dari Rewe-rewe yang dibawakan beberapa perempuan secara dinamis dan menghibur. Aku beberapa kali ada di TBY saat berlangsung acara itu, tapi aku sendiri mesti bekerja. Dan akhirnya aku sempat tampil pula di atas panggung. Kuiringi adik-adik menyanyi, dari yang masih bocah sampai yang sudah remaja, baik menyanyi solo maupun paduan suara. Syukurlah, acara yang aku ikut berpartisipasi itu berlangsung cukup baik. Selain mereka yang belajar vokal, anak-anak yang belajar menari dan teater di AFC (Art For Children) TBY pun berkesempatan tampil di panggung Jumat sore itu (15/8).
Momotaro - The Peach Boy
Sebuah pertunjukan seni menarik ditampilkan oleh Teater Gamelan Marga Sari dari Osaka Jepang dalam “Momotaro – The Peach Boy” pada Selasa malam (26/8). Melihat artis penampilnya saja sudah mengundang rasa penasaran. Lha ada kelompok teater gamelan, kok asalnya dari Jepang? Kelompok Marga Sari dipimpin oleh Prof.Shin Nakagawa yang ternyata sudah lama belajar gamelan di Indonesia. Belasan orang yang tampil di atas pentas mayoritas adalah orang Jepang. Hanya dua orang Indonesia yang terlibat dan mereka telah menikah dengan orang Jepang sesama anggota kelompok tersebut. Sangat unik melihat orang-orang Jepang berdialog dalam bahasa Indonesia dengan logat mereka dalam pertunjukan di gedung sositet TBY itu. Momotaro adalah cerita rakyat yang sudah sangat diakrabi masyarakat Jepang. Namun Marga Sari menampilkannya dengan cita rasa baru lewat pertunjukan teater yang diiringi gamelan Jawa. Menurut Prof.Shin Nakagawa, budaya gamelan telah tersebar di seluruh dunia dan pertunjukan itu merupakan respons terhadap budaya Indonesia yang sangat dihormatinya. Adakah kita orang Indonesia mampu melakukan apa yang telah dilakukan orang-orang Jepang itu?
Ngobrol bareng Ayu Utami
Aku sempat sekitar sejam mengikuti diskusi bersama Ayu Utami dan Aris Mundayat di Yayasan Umar Kayam pada Rabu malam (27/8). Pastinya lumayan bertambah wawasanku tentang banyak hal sepulangku dari situ. Sebenarnya ada pentas pembacaan novel terbaru Ayu Utami “Bilangan Fu” pada Kamis malam (28/8) oleh Landung Simatupang, sastrawan senior Jogja yang didampingi putranya Tomi Simatupang, seorang musisi profesional yang selama sekian waktu sempat berkarier di Eropa. Tapi aku melewatkan acara yang berlangsung di TBY itu karena kondisi tubuhku sedang rada menurun.
Sabtu, 30 Agustus 2008
Jumat, 08 Agustus 2008
Festival Film dan Pasar Seni Tradisi di TBY
Jika tiada aral melintang, sejak hari Sabtu, 9 Agustus 2008 nanti, ada dua rangkaian kegiatan seni yang menarik berlangsung di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Yang pertama adalah Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) yang akan diselenggarakan pada tanggal 9-13 Agustus 2008 di seputaran Taman Budaya Yogyakarta dan Lembaga Indonesia Perancis. Pada tahun-tahun sebelumnya, JAFF memberi perhatian pada bagaimana sinema berperan di tengah krisis akibat bencana alam dan sosial yang menyebabkan perubahan di tengah masyarakat (“Cinema in The Misdt of Crisis” –JAFF 2006), serta bagaimana sinema dapat memberi ruang pertemuan simbolik berbagai komunitas yang mengalami dislokasi sosial akibat proses perubahan (“Diaspora”- JAFF 2007). Tahun ini JAFF kembali hadir, menyoroti perubahan itu sendiri dengan mengusung tema besar METAMORFOSA. Info selengkapnya dapat diklik di www.jaff-filmfest.com/jaff-new/index.php
Acara kedua di TBY adalah Pasar Seni Tradisi, yang konsepnya mengacu pada kondisi di masyarakat kita dimana sebuah pergelaran seni tradisi selalu diminati oleh aktivitas para pedagang yang menjajakan makanan tradisional seperti : kacang, jadah tempe, jagung, gethuk, mainan tradisional, bakmi, angkringan dan lain-lain. Selain pergelaran dan makanan tradisional, pasar seni tradisi juga menampilkan talk show dan kegiatan pameran properti seni tradisi yang antara lain menampilkan pakaian, foto, pecut, jaranan, dll. Pasar Seni Tradisi akan dilaksanakan dari tanggal 9 - 15 Agustus 2008, menurut rencana akan dibuka oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Langganan:
Postingan (Atom)