Minggu, 27 Juli 2014

Hiruk Pikuk Ramadan dan Selamat Idul Fitri

Ada hiruk pikuk yang tidak biasa terjadi di antara sesama bangsa Indonesia pada Ramadan tahun ini. Namun ada pula keberkahan berupa terpilihnya pemimpin baru, yang mudah-mudahan selalu menjaga amanah serta mampu menggerakkan bangsa dan negara tercinta ini maju bersama ke arah yang lebih baik, tentu dengan selalu memohon ridho Ilahi. 
Dan dengan kerendahan serta ketulusan hati, saya pun mengucapkan :


Selamat Idul Fitri 1435 H


Semoga ibadah kita tiada yang sia-sia, hidup kita menjadi kian apik lagi, dan bersatulah kita kembali sebagai sebuah bangsa yang merdeka. 
Mohon maaf lahir dan batin atas segala salah dan khilaf saya. Terima kasih.


Bayangkan tangan kami selalu berjabat mesra, dan bayangkan semua hati selalu terasa hangatnya... Bayangkan mimpi ini mampu menjadi nyata, hidup terasa indah... (Hidup pun Indah - Adi Adrian feat Opick)




Gambar karya Haryadhi KOSTUM

Sabtu, 26 Juli 2014

Senyampang Masih Ramadan

Senyampang masih Ramadan, semoga kita tak lupa selalu menyertakan Indonesia tercinta dalam setiap doa kita, agar para pemimpinnya senantiasa bekerja dengan ikhlas menjalankan amanah, agar bangsa dan negara kita pun selalu mendapatkan berkah. Semoga kita pun menjadi hamba-Nya yang senantiasa bersyukur dan terus bersyukur.

Kamis, 24 Juli 2014

Iman, Amal Kebajikan, dan Panjang Umur

Adalah iman dan banyaknya amal kebajikan yang membuat panjang umur seseorang. Meskipun seseorang telah dikatakan tutup usia, sesungguhnya umurnya tetap berjalan selama warisan kebajikannya masih dirasakan orang banyak. Dalam Islam itu disebut amal jariyah atau amal kebaikan yang berkelanjutan melebihi usia seseorang. (Komaruddin Hidayat)

Selasa, 22 Juli 2014

Pemimpin dengan Bahasa Hati

Kepemimpinan visioner dan bertanggung jawab adalah sesuatu yang sangat mutlak bagi kemajuan sebuah bangsa dan negara, apalagi jika pemimpin itu adalah seorang presiden. Dia harus menyatu dengan denyutan nadi rakyatnya, tampil otentik, tidak suka basa-basi. Memerintah dengan bahasa hati akan jauh lebih efektif. (Buya Syafi'i Ma'arif)

Budaya dan Mutu Ekspresi Manusia

Salah satu pengertian "budaya" ialah tingkat-tingkat mutu ekspresi manusia. 
Cara bermacam-macam marah mengindikasikan taraf kedewasaan budaya seseorang. Proses-proses kualitatif ekspresi manusia menunjukkan tingkat kematangan budayanya. 
Cara kita marah, bergembira dan bersedih, cara kita berdagang, menjalani lalu lintas perpoltikan, memimpin masyarakat dan negara, sesungguhnya menunjukkan tingkat mutu budaya kepribadian kita. Ketika kita menjalani mekanisme konglomerasi ekonomi yang steril dari nurani keadilan sosial, menyelenggarakan kepemimpinan sosial politik yang terpusat pada egosentrisme dan subyektivisme diri maupun kelompok, serta menjalankan roda keagamaan dengan sikap "benar sendiri" dan "menang sendiri", sehingga keahlian kita adalah menajis-najiskan dan membuang orang lain yang dianggap kotor, sesungguhnya memantulkan tingkat kebudayaan kita. 

(Emha Ainun Nadjib)

Selasa, 15 Juli 2014

Komparasi Manipulasi dan Inspirasi

Manipulasi vs Inspirasi.
Dalam dunia bisnis dan politik, manipulasi semakin massif dilakukan. Ada yang halus dan vulgar, yang semua perlu biaya besar. Tujuannya sama : memengaruhi perilaku masyarakat agar membeli produk atau memilih partai dan tokoh tertentu, meski tanpa pemahaman mendalam. Karena terdapat unsur bujuk rayu dan penipuan, manipulasi tidak akan menimbulkan loyalitas.
Adapun inspirasi memiliki mekanisme psikologis yang berbeda. Inspirasi, walau awalnya datang dari luar, tetapi memiliki dimensi pencerahan dan daya dorong terhadap pemikiran, pertimbangan, dan pilihan sadar dari perilakunya. Ini membuat seseorang memiliki kesadaran dan kebebasan penuh, apakah akan melakukan atau tidak. 

(Komaruddin Hidayat dalam buku "Life's Journey" )

Jumat, 11 Juli 2014

Sebelas Hari Juli

Sebelas hari baru berlalu pada Juni tahun ini. Begitu hiruk pikuknya yang terjadi di sekitar kita. Mudah-mudahan kita tetap menjadi hamba-Nya yang selalu berzikir, bersyukur, bersabar, dan berpikir menanggapi semua itu. Selamat Jumat Ramadan...

Rabu, 09 Juli 2014

9 Juli 2014

Apa yang sudah kita lakukan dan kita tuliskan pada Rabu, 9 Juli 2014, bisa jadi akan menjadi sejarah nan indah di masa nanti. Mudah-mudahan berkah Allah SWT di Ramadan ini tetap menemani langkah bangsa Indonesia menuju ke arah yang lebih baik lagi. Amin...


Sabtu, 05 Juli 2014

Ramadan Momentum Memilih Pemimpin

Semoga Ramadan ini bisa dijadikan momentum menyucikan diri dan menjernihkan diri. Dengan mata hati yang berbinar jernih, dengan spiritualitas yang suci, dengan jiwa yang bertabur Ramadan, semoga kita bisa terbimbing untuk memilih pemimpin yang bersih dan terbaik untuk negeri ini. Bisa saja bias, tak jelas mana loyang, mana emas. Tapi yang jiwanya disinari cahaya-Nya dan berhati emas, tak akan tertipu tutur kata sekilas, tak akan silap oleh pandang selintas, dan tak akan terbuai dengan sepintas janji tokoh yang culas, sehingga mampu memilih pemimpin bernas dan berhati emas. 
(Maman Suherman)

Jumat, 04 Juli 2014

Alam Bersahabat, Tapi Mengapa?

Ketika alam sedang begitu bersahabat dengan kita; artinya tidak ada gunung meletus, hujan abu, banjir bandang, gempa bumi, atau aktivitas berbahaya lainnya; lalu kita diberi kesehatan raga dan kecukupan rezeki, kemudian Ramadan pun sudah tiba, mengapa masih ada saudara-saudara di Indonesia yang tega menyakiti hati saudara sebangsanya dengan menghalalkan segala cara hanya demi sebuah kepentingan duniawi sesaat? Apakah dengan demikian Allah SWT bakal memberikan ridho-Nya atau mungkin itu bukanlah hal penting asalkan jagoannya menang? Astaghfirullahaladzim...

Kamis, 03 Juli 2014

Juli 2014 Signifikan bagi Indonesia

Juli 2014 menjadi bulan yang signifikan bagi banyak orang di Indonesia karena ada Ramadan yang berlanjut dengan Lebaran, pemilihan presiden-wakil presiden yang diikuti pengumuman hasilnya, lalu anak-anak pun memulai tahun ajaran baru di sekolah yang sama maupun sekolah yang baru. Mudah-mudahan rakyat Indonesia selalu bersedia rukun, damai, dan saling mengasihi. Salam Ramadan...

Rabu, 02 Juli 2014

Puasa adalah Mencari Pahala dan Ilmu

Puasa bukan lagi persoalan menahan lapar dahaga dari subuh hingga maghrib. Itu masalah kecil dan ringan. Puasa bukan lagi soal kepatuhan menjalankan instruksi Allah. Puasa adalah lokakarya sebulan untuk mencari dan menemukan ilmu-ilmu pengetahuan tentang hidup. Itulah sebabnya kita dianjurkan untuk iktikaf di masjid, tafakur, merenung, berkontemplasi, mengkalkulasi hidup, menembus ufuk-ufuk cakrawala anugerah Allah. Dengan kata lain, kita berpuasa tidak hanya mencari pahala, tapi mencari ilmu yang amat luas wilayahnya. (Cak Nun)