Sabtu, 28 November 2009

Puisi (Dodong Djiwapradja)

Kun fayakun


Saat penciptaan kedua adalah puisi

Tertimba dari kehidupan yang kautangisi


Bumi yang kaudiami, laut yang kaulayari

adalah puisi


Udara yang kauhirupi, air yang kauteguki

adalah puisi


Kebun yang kautanami, bukit yang kaugunduli

adalah puisi


Gubuk yang kauratapi, gedung yang kautinggali

adalah puisi


Dan dari setiap tanah yang kaupijak

sawah-sawah yang kaubajak

katakanlah : sajak


Puisi adalah manisan

yang terbuat dari butir-butir kepahitan


Puisi adalah gedung yang megah

yang terbuat dari butir hati yang gelisah.


1968


Jumat, 27 November 2009

Sajak (Hartojo Andangdjaja)

Sajak ialah kenangan yang bercinta

mencari jejakmu, di dunia


Ia mengelana di tanah-tanah indah

lewat bukit dan lembah

dan kadang tertegun tiba-tiba, membaca

jejak kakimu di sana


Sementara di mukanya masih menunggu

yojana biru

kaki langit yang jauh

jarak-jarak yang harus ditempuh –


ia makin merindu

dalam doa, dan bersimpuh :

Tuhanku ......


Sajak ialah kenangan yang bercinta

mencari jejakmu, di dunia


1966


Sabtu, 14 November 2009

Semangat Silmi Saat Senin

Telah belasan kali Silmi tekun berlatih di TBY. Gadis cilik itu bersama kawan-kawannya yang suka bernyanyi akan menjadi bagian sebuah pertunjukan kolaborasi antara seni peran, seni tari, seni vokal, seni musik, dan seni rupa. Oleh pengajarnya, Silmi telah ditunjuk menjadi salah satu solis untuk sebuah lagu. Ia menjadi yang termuda dan satu-satunya anak SD yang menjadi solis, sementara yang lain sudah SMP atau SMA. Kian mendekati hari pentas, latihan dilakukan tiga hari berturut-turut serta lebih lama ketimbang sebelumnya. Pasti melelahkan sekali rasanya.

Ketika sampai harinya, Silmi malah jatuh sakit. Suhu tubuhnya tinggi, kepalanya pening, semangatnya pun luruh, tapi ia masih ingin tampil saat malam tiba. Pagi itu Silmi tidak masuk sekolah dan beristirahat di rumah. Siangnya sudah terasa lebih segar, tapi malah muncul bintik-bintik merah di wajahnya, alerginya kumat gara-gara telur yang dimakannya di hari sebelumnya. Silmi sedih dan merasa tak berdaya. Tapi ayah bunda Silmi mampu membangkitkan semangat putrinya. Terlecutlah hati gadis berambut kriwil itu. Ia tak mau merasa sakit dan yakin tetap sanggup berada di antara teman-temannya. Bersama mereka Silmi ingin dapat bernyanyi dengan gembira. Dengan percaya diri ia kembali bersuara dan menggerakkan tubuhnya –seperti saat latihan- ketika pertunjukan jadi berlangsung di malam hari. Tak sedetik jua bocah itu mundur, hingga tiba gilirannya bernyanyi sendiri. Tepuk tangan riuh mengiringi akhir pergelaran. Bahagia dan lega hati Silmi, begitu bangga pula niscaya kedua orang tuanya. Syukurlah...


14 November 2009

#

Sebuah catatan kecil dari pentas ’Cindelaras’ AFC TBY pada Senin malam, 9 November 2009 di concert hall.

Selamat buat Mas Broto, Pak Sigit, Pak Hugo, Mbak Yayuk, Mbak There, Mbak Utik, Mas Ibed, Mas Pardiman, dan semua anak-anak AFC (juga orang tuanya). Terima kasih untuk Bu Dian, Bu Eka, dan semuanya saja di TBY.