Rabu, 10 Juni 2009

Bedah Buku, Pemanggungan Sastra, dan Pembukaan Pasar Kangen Jogja

Pada pekan pertama bulan Juni 2009 telah kusimak sejumlah aktivitas kesenian di Yogyakarta. Acara bedah buku ’Tiga Penulis Muda dari Tiga Kota Bertemu di Yogyakarta’ di Yayasan Umar Kayam berlangsung pada Selasa (2/6) menampilkan M.Aan Mansyur, Esha Tegar Putra, dan Waode Wulan Ratna. Salut kusampaikan kepada para penulis muda yang telah eksis dalam dunia sastra Indonesia. Senang juga melihat semangat orang-orang yang hadir di tempat itu, yang relatif sudah sedikit di luar kota Jogja. Kuharap apa yang dibicarakan malam itu bisa memberikan dampak positif dalam proses kreatifku selanjutnya, meski tak kuingat benar detailnya.
Acara berikutnya adalah pemanggungan sastra ’Baca Kolom Umar Kayam’ garapan Komunitas Sarkem (Sanggar Kreativitas Mahasiswa) Yogyakarta di LIP pada Kamis (4/6). ’Kolom Umar Kayam’ yang dahulu rutin dimuat di koran Kedaulatan Rakyat setiap Selasa menjadi kenangan tersendiri bagiku. Selain aku, almarhumah ibuku dan dua orang kakakku juga menjadi pembaca setianya dahulu. Banyak yang bisa direnungkan dari apa yang disampaikan oleh Pak Ageng, Mister Rigen, Pak Joyo, dan tokoh-tokoh lainnya dalam ’Kolom Umar Kayam’. Satu hal yang kuingat, istilah ’maknyus’ ternyata dikutip pak Bondan Winarno dari hasil karya pak Kayam itu. Menjadi pengalaman yang menarik bagiku melihat karya sastra tersebut dipanggungkan dalam bentuk text reading, wayang kulit, story telling, dan pantomim. Musikalisasi puisi yang dibawakan KM AS Sarkem pun asyik disimak, apalagi satu-satunya personel perempuan yang jadi penyanyinya sungguh ayu.
Hari Sabtu petang (6/6) kuhadiri pembukaan ’Pasar Kangen Jogja 2009’ di kompleks TBY yang dilakukan oleh Didik Nini Thowok. Acara itu berlangsung pada 6-11 Juni 2009. Cukup menyenangkan. Ada sejumlah teman yang bisa kuajak bicara di sela-sela beberapa pertunjukan seni tradisi, di antara para penjual makanan dan mainan tradisional yang beraneka ragam pula. Syukurlah bahwa cuaca cerah selama acara berlangsung, padahal sebelumnya mendung sempat lama menggantung di langit Jogja.