Aktivitas kesenianku
Sempat kuiringi paduan suara anak-anak AFC di kompleks Kepatihan (23/7), lalu anak-anak dan remaja menyanyi solo di Pentas Seni Tradisi di TBY (15/8), dan di Malioboro Mall (29/12). Tapi hal itu relatif bukan hal baru bagiku. Yang terasa istimewa adalah ketika aku ikut terlibat dalam pentas gabungan AFC di acara Festival Seni Anak. Dalam operet ‘Pangeran yang Selalu Bahagia’ yang berlangsung di concert hall TBY awal November itu, tugas utamaku memang sebagaimana layaknya mengiringi anak-anak menyanyi. Namun ada tugas tambahan untukku mengiringi anak-anak menari. Lagu instrumental pengiring tarian keempat merupakan ciptaanku sendiri, sementara selebihnya merupakan lagu-lagu yang sudah lebih dahulu eksis.
Anak-anak vokal menyanyikan empat lagu karya Pak Sigit di antara sejumlah adegan yang dimainkan anak-anak teater, jadi aku mainnya juga manut Mas Broto selaku sutradara malam itu. Kusyukuri jua pentasnya berjalan mulus, penontonnya lumayan banyak, kendati aku sempat rada terbebani dengan awal yang buruk. Tapi yang penting akhirnya melegakan.
Selain itu, aku sempat main piano di sebuah acara keluarga mutinasional di awal Agustus dan mengiringi paduan suara dalam lomba internal sebuah instansi pemerintah (jadi juara ke-3) pada bulan Oktober.
Pertunjukan seni yang kuhadiri
Menjadi sebuah impresi tersendiri bagiku ketika sempat kusapa Andrea Hirata dan Riri Riza, lalu kuikuti diskusi bersama Djenar dan Ayu Utami di bulan Agustus.
Buku yang kubaca
Yang kubaca hasil pinjaman : The Da Vinci Code (Dan Brown), Maryamah Karpov/Mimpi-mimpi Lintang (Andrea Hirata), dan Rahasia Meede (E.S.Ito). Yang kubeli : Seribu Kunang-kunang di